MERCUSUAR.CO, Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menjadwalkan bertemu Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo minggu ini buat membahas penindakan serta pemberantasan permasalahan judi online serta pinjaman online (pinjol) ilegal.
“Minggu depan saya akan ketemu dengan Pak Kapolri mangulas ini, bagaimana langkah- langkah berikutnya. Tugas kita (Kementerian Kominfo) itu memblokade men-takedown seluruh situs-situs judi online, sedangkan untuk langkah-langkah penegakan hukum itu ranahnya pihak kepolisian,” kata Budi dalam pernyataannya seperti dilansir Antara pada Sabtu pekan lalu.
Bagi Budi, semenjak menjabat Menkominfo, dia ditugasi secara khusus oleh Presiden Joko Widodo buat memberantas judi online yang saat ini menjamur di Indonesia. Termasuk pula menanggulangi situs- situs web milik pemerintah daerah ataupun kementerian yang disusupi oleh konten- konten judi online serta pinjol ilegal.
“Bapak Presiden Joko Widodo telah menugaskan kepada saya, hapus judi online karena merugikan serta meresahkan warga. Judi online itu daya tipunya luar biasa. Judi slot ini beranak- pinak luar biasa, cepat sekali, sebulan saya menjabat selaku Menkominfo itu telah ada 42 ribu situs judi online yang saya takedown,” tutur Budi Arie.
Tidak hanya persoalan judi, warga Indonesia pula dinilai Budi masih memiliki potensi tertipu oleh pinjaman online ilegal.“ Pinjaman online ilegal ini banyak menipu ibu rumah tangga, guru, serta anak- anak muda,” kata Budi.
Kepala Biro Humas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PATK) Natsir Kongah menjelaskan perputaran uang melalui judi online terus meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Apalagi nilainya mencapai Rp 81 triliun.
Perihal itu disampaikan Natsir Kongah disaat berbicara dalam kegiatan diskusi Polemik Trijaya bertajuk “Darurat Judi Online” yang dilakukan secara daring pada Sabtu lalu. “Perputaran uang judi ini, termasuk judi konservatif, terus bertambah dari tahun ke tahun. Jika kita lihat tahun 2021 perputaran uangnya Rp 57 triliun dan naik signifikan pada tahun 2022 jadi Rp 81 triliun,” ucap Natsir.
Ia berkata situasi ini sangat mengkhawatirkan, terlebih warga yang melakukan judi daring tidak cuma dari golongan orang dewasa, namun terdapat juga yang masih pelajar sekolah dasar.” Ini sesuatu yang menggelisahkan buat kita semua sebab orang-orang yang terlibat judi online banyak ibu rumah tangga, anak SD juga pula ada yang ikut, ini yang kita khawatirkan,” kata ia.
Bersumber pada dari data peningkatan transaksi keuangan yang ditemui PPATK, makin banyak masyarakat yang melakukan judi daring saat masa pandemi sebab orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
“Orang lebih banyak waktu di rumah serta berharap sesuatu lebih. Harusnya pendapatan Rp 100 ribu keluarga dapat untuk beli susu anak, namun mayoritas dipakai judi, khususnya judi online,” ucap Natsir.
Natsir menyampaikan jumlah laporan transaksi keuangan mencurigakan terkait judi daring yang masuk ke PPATK pula bertambah. Pada 2021 jumlahnya sebanyak 3.446 dan melonjak sampai 11.222 laporan pada 2022. Pada Januari 2023, tercatat sebanyak 916 laporan, Februari sebanyak 831 laporan, dan pada Mei naik jadi 1.096 laporan.