MERCUSUAR, JAKARTA- Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini, Senin (29/9/2025). Penguatan rupiah tak lepas dari kepastian kebijakan fiskal yang dijelaskan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah pada pembukaan perdagangan berada di posisi Rp16.640/US$ atau menguat tajam hingga 0,51%. Setelah pada akhir pekan lalu, Jumat (26/9/2025) rupiah ditutup menguat tipis 0,06% ke level Rp16.725/US$.
“Saya lihat ada inflow di pasar keuangan setelah perkembangan mengenai fiskal, ternyata sudah ada yang clear, terutama terkait dengan kebijakan untuk deposito 4% valas, itu kelihatannya sudah clear,” ungkap Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto kepada CNBC Indonesia, Senin (29/9/2025).
Sebelumnya ada kekhawatiran pelaku pasar mengenai kebijakan fiskal pemerintah. Pasar menduga Purbaya memerintahkan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk menaikkan bunga deposito valuta asing (valas) menjadi 4% secara serentak per November 2025 seiring dengan rencana menarik dana orang Indonesia yang disimpan di negara lain.
Hal ini yang kemudian dibantah oleh Purbaya. Rencana tersebut masih dikaji oleh pemerintah dan akan didiskusikan dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kenaikan bunga deposito valas menurut Purbaya juga tidak tepat dalam kondisi sekarang, sebab deposito rupiah bisa beralih kepada valas dan memperlemah nilai tukar rupiah. Himbara kini sudah membatalkan rencana kenaikan tersebut.
Myrdal menambahkan, penguatan rupiah juga didukung oleh imbal hasil yang menarik dan surplus neraca dagang pada September 2025.
“Ini kelihatannya ada imbas trade surplus bulan September, jadi dananya masuk dan ini ada pengaruh juga terhadap penguatan rupiah,” ujar Myrdal.