Mercusuar, Jakarta– Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto berkomitmen melindungi generasi muda desa dari narkoba. Dengan menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN), ia ingin memberantas penyalahgunaan narkoba di desa secara efektif.
“Kami siap bekerja sama dengan BNN karena narkoba adalah musuh bersama,” kata Mendes Yandri. Ia menambahkan bahwa hampir semua wilayah Indonesia kini menghadapi masalah narkoba.
Mendes Yandri juga mengungkapkan bahwa kurangnya edukasi tentang bahaya narkoba adalah masalah utama. Bahkan, ada oknum kepala desa yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.
Kemiskinan dan pengangguran juga mendorong warga desa mencari pelarian dari kenyataan yang sulit. Selain itu, narkoba mudah didapat dengan harga murah, memperburuk situasi di desa.
“Di desa, banyak yang menjadi korban narkoba, termasuk beberapa kepala desa,” kata Mendes Yandri. “Bisa jadi mereka menjadi bandar jika tidak ada penanganan serius,” ujarnya.
Bersama Kepala BNN, Mendes Yandri berencana turun ke desa untuk memantau pemberantasan narkoba. Ia menegaskan bahwa mereka sangat serius dalam melawan peredaran narkoba di desa.
Mendes Yandri mengatakan bahwa semua pihak bertanggung jawab menciptakan lingkungan aman bebas narkoba. Edukasi tentang bahaya narkoba perlu ditanamkan, terutama di kalangan anak muda.
“Mari kita konkretkan MoU kemarin untuk bergerak bersama mencegah dan merehabilitasi masyarakat,” kata Mendes Yandri. Ia menegaskan bahwa tidak ada toleransi untuk narkoba.
Kepala BNN, Marthinus Hukom, menyatakan bahwa narkoba menjadi ancaman serius bagi desa. Generasi muda desa yang seharusnya menjadi penerus bangsa kini banyak terjerat narkoba.
Marthinus menambahkan bahwa banyak generasi muda yang dulunya berbakat kini kehilangan masa depan akibat narkoba. Mereka terperangkap dalam ketergantungan dan kesedihan.
Ia menekankan bahwa pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menangani masalah narkoba. Program pencegahan, rehabilitasi, dan penegakan hukum harus diperkuat di desa.