Baznas Wonosobo Gelar Safari Ramadan, Galang Kepedulian untuk Palestina

Screenshot 2025 03 11 105222

Mercusuar.co, WONOSOBO – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Wonosobo, bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI), menggelar Safari Ramadan bertajuk “Membasuh Luka Palestina” pada Ahad (9/3/2025) di Masjid YAMP Nurul Falach Wonosobo. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman keagamaan sekaligus memperkuat solidaritas terhadap rakyat Palestina yang tengah mengalami krisis kemanusiaan.

Ketua Baznas Wonosobo, Priyo Purwanto, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional Baznas RI yang dilaksanakan serentak di berbagai wilayah Indonesia. Dalam rangkaian acara ini, enam syekh dari Palestina dijadwalkan mengunjungi sejumlah daerah, termasuk Jakarta, Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, dan Sumatra Utara.

“Melalui program ini, kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kondisi Palestina serta mengajak umat Islam untuk berzakat, berinfak, dan bersedekah sebagai bentuk kepedulian. Seluruh dana yang terkumpul akan disalurkan melalui Baznas RI untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar rakyat Palestina, seperti pangan dan layanan kesehatan,” ujar Priyo.

Safari Ramadan ini diawali dengan salat Dzuhur berjamaah di Masjid YAMP Nurul Falach, dilanjutkan dengan buka puasa bersama di Masjid Al Huda Sudagaran, dan diakhiri dengan salat Subuh berjamaah di Masjid Al Mansur Kauman.

Priyo berharap program ini dapat mendorong masyarakat untuk tidak hanya bersimpati, tetapi juga berkontribusi secara nyata dalam membantu rakyat Palestina.

“Melalui semangat kebersamaan, bantuan yang terkumpul diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi saudara-saudara kita di Palestina yang tengah menghadapi kondisi sulit,” tegasnya.

Krisis Kemanusiaan di Palestina
Dalam kesempatan tersebut, Syekh Ahmad Hassan Mohammad Husain, salah satu ulama asal Palestina yang hadir dalam Safari Ramadan, menjelaskan situasi terkini di negaranya.

Ia mengungkapkan bahwa banyak warga Palestina menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan tempat tinggal yang layak.

“Anak-anak dan perempuan menjadi kelompok yang paling rentan. Mereka berjuang untuk mendapatkan makanan dan air bersih, bahkan selimut pun menjadi barang yang sulit diperoleh di tengah musim dingin. Selain itu, sekitar 70 persen bangunan di Palestina telah hancur akibat serangan yang terus berlanjut,” ujar Syekh Ahmad dalam ceramahnya.(Gen)

Pos terkait