Sarjana Diarahkan Membangun Desa, Tak Ingin Tiru Nasib Jepang dan Korea

Mahasiswa Universitas Ngurah Rai saat menjalani prosesi wisuda. (Dok.Universitas Ngurah Rai)
Mahasiswa Universitas Ngurah Rai saat menjalani prosesi wisuda. (Dok.Universitas Ngurah Rai)

Pemulang, Mercusuar.co – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertingggal (PDT) Yandri Susanto mengajak para lulusan perguruan tinggi untuk kembali ke desa.

Yandri menyebut, terdapat 75.000 desa di Indonesia. Menurutnya, jika dibangun desa pasti langsung bangun Indonesia.

Bacaan Lainnya

“Maka kerjasama seperti ini sungguh dinantikan kepedulian kampus,” ujar Mendes Yandri saat hadir dalam Seminar Nasional yang digelar Universitas Pamulang, Kamis (21/11).

Dia mengatakan, saat ini desa tidak kalah dengan kota, karena ada desa wisata, desa agrobisnis.

Desa pun punya kekuatan ekonomi yang mumpuni dalam Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes. Terlebih, kekuatan ekonomi Indonesia ada di Desa.

“Saya mengajak seluruh lulusan Universitas untuk kembali ke desa karena membangun desa membangun Indonesia,” katanya.

Mendes Yandri mengatakan jika desa ini bisa jadi ujung tombak ekonomi karena bahan baku itu ada di desa.

“Seperti swasembada pangan, energi bahkan bahan baku makan siang bergizi ada didesa. Jadi penghasilan di desa tidak kalah dengan kota bisa sanpai Rp10-12 juta/bulannya,” kata Mendes Yandri.

Tidak hanya itu, sambung Mendes Yandri, hilirisasi untuk ekspor dan kebutuhan dalam negeri ada di desa.

Olehnya, arus urbanisaai harus ditekan karena jika tidak ditahan akan menjadi bencana bagi Indonesia yang bisa bernasib sama dengan Jepang dan Korea Selatan. Di mana, masyarakat desanya berbondong-bondong urbanisasi ke kota.

Mendes Yandri mewanti-wanti Indonesia jangan seperti Jepang dan Korea Selatan. Dia pun mengimbau dan mengajak para mahasiswa setelah lulus nanti jangan berjubel ke kota, namun membangun desa.

“Kita tidak mau tragedi Jepang, dimana Jepang saat ini penduduk desanya tersisa tujuh persen, dan Korea Selatan, 13 persen. Ini jangan sampai terjadi di Indonesia, bila itu terjadi akan membahayakan Indonesia,” tandasnya.

Pos terkait