SOLO, Mercusuar.co – Hari Batik Nasional tahun ini menjadi momen bersejarah bagi HARRIS Hotel Solo bersama UMKM Batik Gunawan Setiawan. Bertepatan dengan 2 Oktober, keduanya berkolaborasi membentangkan kain batik terbesar pada fasad hotel di Indonesia.
Kolaborasi ini bukan hanya wujud penghormatan terhadap batik sebagai warisan budaya dunia, tetapi juga langkah nyata mengangkat peran UMKM batik lokal agar lebih dikenal luas.
“Dengan bangga kami membentangkan lebih dari 100 kain batik dengan beragam motif, berukuran total panjang 20 meter dan lebar 7 meter. Besarnya kain ini memang tidak akan pernah cukup mewakili besarnya cinta kami terhadap batik, namun menjadi bukti keanggunan, kekayaan, serta keistimewaan batik di setiap helainya,” ujar Aji Budi Saputro, Marketing & Branding Manager HARRIS Hotel Solo.
Acara pembentangan kain batik ini turut disaksikan sejumlah tamu penting, antara lain Satmaka, Kepala Bidang Pengembangan Sumberdaya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Surakarta, serta perwakilan dari HARRIS Hotel Solo dan Batik Gunawan Setiawan. Suasana kian semarak dengan penampilan Tari Gambyong dari LBK Erawati, yang menyimbolkan keanggunan budaya Jawa.
HARRIS Hotel Solo juga menghadirkan pojok jamu serta sajian kuliner khas Nusantara, memperkuat citra sebagai hotel yang lekat dengan nuansa budaya lokal. “Momen ini menjadi tonggak penting bagi HARRIS Hotel Solo untuk terus berinovasi dan mempererat hubungan dengan industri kreatif, khususnya UMKM batik di Kota Solo,” lanjut Aji.
Sebagai catatan, batik telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia sejak 2 Oktober 2009, atas teknik pembuatan, simbolisme, dan nilai budaya yang melekat pada masyarakat. Pengakuan itu menjadi tonggak penting sekaligus pengingat bahwa batik adalah identitas, sejarah, serta kebanggaan bangsa.
“Momen pembentangan kain batik terbesar ini adalah bukti nyata bahwa batik Indonesia bisa tampil megah, indah, dan mudah dinikmati oleh siapa saja,” pungkas Aji.din
