MERCUSUAR.CO – Desa Kedungrejo, sebuah desa kecil yang terletak di pedalaman Jawa Timur, dikenal dengan legenda rumah segitiga yang menakutkan, dikenal sebagai Omah Jejer Telu. Kisah ini menjadi salah satu cerita yang paling ditakuti oleh penduduk desa, karena dianggap membawa kutukan bagi siapa pun yang tinggal di sana.
Rumah tersebut terletak di antara dua rumah lain yang menghadap ke arahnya, membentuk pola segitiga yang konon membawa musibah bagi kedua rumah lainnya. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pola rumah segitiga seperti itu adalah sumber kutukan yang dapat membawa malapetaka bagi siapa pun yang berani tinggal di dalamnya.
Awal mula cerita ini bermula ketika sebuah pabrik gula di desa tersebut memutuskan untuk membangun sebuah rumah baru di dekat dua rumah warga, yaitu rumah Pak Ageng dan rumah Bu Rismoyo. Warga desa yang mengetahui rencana tersebut langsung bereaksi dengan keras, mereka menentang pembangunan rumah tersebut karena merasa khawatir akan terjadi hal-hal buruk.
Namun, pihak pabrik tetap bersikeras untuk melanjutkan pembangunan rumah tersebut. Mereka mengabaikan peringatan dan kekhawatiran warga desa, dan akhirnya, rumah segitiga itu berhasil dibangun dan dihuni oleh sebuah keluarga baru.
Namun, keberadaan keluarga baru tersebut hanya bertahan selama dua tahun saja. Mereka mengalami berbagai kejadian aneh dan menyeramkan di dalam rumah tersebut. Mulai dari suara-suara aneh yang terdengar di malam hari, bayangan-bayangan yang melayang di sekitar rumah, hingga perasaan takut dan gelisah yang menghantui setiap saat.
Tak lama kemudian, keluarga tersebut memutuskan untuk meninggalkan rumah segitiga itu, meninggalkan desa Kedungrejo untuk selamanya. Rumah itu pun dibiarkan terbengkalai, menjadi saksi bisu dari misteri yang tak terpecahkan.
Legenda Omah Jejer Telu terus hidup dalam cerita dan khayalan warga desa, menjadi peringatan akan bahaya yang mengintai bagi siapa pun yang berani mencoba menantang kutukan yang tersembunyi di balik rumah segitiga itu. Bagi mereka, cerita tersebut adalah pengingat akan kekuatan gaib yang senantiasa ada di sekitar mereka, siap menghukum siapa pun yang tidak menghormati tradisi dan kepercayaan leluhur mereka.