MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Kisah menyeramkan tentang mitos tumbal proyek yang terus menghantui pembangunan besar di Indonesia memperlihatkan sisi gelap dari masa lalu yang masih menyisakan misteri. Legenda ini tidak hanya sekadar cerita seram, tetapi juga mencerminkan bagaimana masyarakat menghadapi perubahan besar dan eksklusi dalam pembangunan.
Dahulu kala, di pedalaman Nusantara yang masih terpencil, cerita-cerita menyeramkan tersebar luas. Menurut legenda, pada zaman penjajahan Belanda, proyek-proyek besar seperti jembatan, jalan raya, dan bangunan penting lainnya diyakini membutuhkan pengorbanan. Keyakinan ini melahirkan mitos bahwa untuk memastikan kesuksesan pembangunan, diperlukan tumbal berupa manusia.
Bregas Pranoto, seorang peneliti sejarah, mengungkapkan bahwa penjahat sakti yang bekerja di bawah pemerintahan kolonial Belanda dulu bertugas menculik anak-anak untuk dijadikan tumbal. Tidak hanya itu, masyarakat setempat diyakini pernah mencurigai bahwa Belanda memerlukan dua tengkorak manusia sebagai pondasi untuk jembatan dan bangunan penting lainnya.
Namun, apakah ini benar-benar terjadi atau hanyalah kesalahpahaman? Beberapa artikel mencoba menjelaskan bahwa mungkin asal-usul mitos ini adalah dari permintaan Belanda kepada penduduk lokal untuk “menggunakan otak” saat bekerja, yang kemudian salah diartikan sebagai permintaan untuk kepala manusia.
Meskipun zaman telah berubah, kepercayaan ini masih tertanam kuat dalam masyarakat. Mitos tumbal proyek tidak hanya terbatas pada zaman penjajahan Belanda, tetapi juga melibatkan kepercayaan masyarakat Asia Tenggara pada umumnya. Aktivitas tradisional seperti penumbalan diharapkan dapat meredakan roh dan merestui pembangunan di wilayah mereka.
Tradisi serupa juga ditemukan di kalangan suku Dayak Mualang, meskipun tidak umum di wilayah lain seperti Sumatra Utara, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur. Cerita ini seringkali dikaitkan dengan tindakan penculikan selama masa penjajahan.
Sejarah mencatat bahwa mitos tumbal proyek terus bertahan, menjadi cerminan bagaimana masyarakat Indonesia mengatasi perubahan besar dan eksklusi dalam pembangunan modern. Meskipun zaman telah modern, warisan budaya ini mengajarkan kita untuk memahami kompleksitas kepercayaan dan kebudayaan yang mengakar dalam sejarah kita.