Indonesia Akan Adopsi Teknologi Kenavigasian Jepang

Delegasi Indonesia menghadiri kegiatan "world wide academy" tentang "safety of navigation" yang diselenggarakan oleh IALA-AISM di Tokyo, Jepang. foto: antara
Delegasi Indonesia menghadiri kegiatan "world wide academy" tentang "safety of navigation" yang diselenggarakan oleh IALA-AISM di Tokyo, Jepang. foto: antara

MERCUSUAR.CO, Jakarta – Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengadopsi teknologi kenavigasian Jepang untuk meningkatkan keselamatan pelayaran di Indonesia.

“Manfaat bagi Indonesia, mengingat Indonesia memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Jepang, maka kita bisa mengambil lesson learn dari Jepang dan negara anggota IALA lainnya untuk penerapan teknologi kenavigasian guna menjaga keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di perairan Indonesia,” kata Direktur Kenavigasian Ditjen Hubla Kemenhub Budi Mantoro.

Bacaan Lainnya

Ditjen Hubla berpartisipasi dalam kegiatan world wide academy di Tokyo, Jepang tentang safety of navigation yang diselenggarakan oleh International Association of Marine Aids to Navigation and Lighthouse Authorities (IALA-AISM).

Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan keselamatan dan efisiensi navigasi laut melalui kontribusi pada pengembangan dan harmonisasi sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP) global.

Budi mengatakan delegasi Republik Indonesia (RI) dipimpin oleh Kepala Distrik Navigasi Tipe A Kelas II Teluk Bayur Yudhonur Setyaji dengan anggota delegasi lainnya, yaitu Tatang Heryana dan Lalu Rano Agiansyah.

“Para delegasi menyampaikan bahwa Jepang memiliki jumlah SBNP yang hampir sama dengan Indonesia, begitu pula dengan karakteristik sebagai negara kepulauan,” ungkap Budi.

Seminar IALA Conference dijelaskan sebagai bagian dari upaya Indonesia untuk belajar dari Jepang dan negara-negara anggota IALA lainnya dalam menerapkan teknologi kenavigasian. Fokusnya adalah menjaga keselamatan pelayaran dan melindungi lingkungan maritim di perairan Indonesia.

Salah satu sorotan adalah penggunaan teknologi tinggi seperti Internet of Things (IoT) oleh Jepang, memungkinkan pengoptimalan sumber daya dan pemantauan real-time terhadap data Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di Jepang. Teknologi informasi ini membantu dalam memantau keandalan SBNP dan mendeteksi potensi masalah secara efisien.

“Terkait teknologi baru ini, dapat diterapkan oleh Indonesia dalam rangka meningkatkan keselamatan pelayaran, utamanya dalam rangka operasional dan manajerial pengelolaan SBNP di Indonesia,” ujar Budi.

Setelah mengikuti kegiatan tersebut, Indonesia berhasil meyakinkan world wide academy IALA untuk mengunjungi Indonesia pada tahun 2024. Kunjungan ini bertujuan menjalin kerjasama untuk meningkatkan kapasitas SDM operasional dan manajerial Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sesuai dengan standar internasional.

Kemenhub berharap partisipasi aktif dalam kegiatan ini akan memungkinkan Indonesia untuk terus berkontribusi dalam memajukan keselamatan dan efisiensi pelayaran laut di wilayahnya dan secara global.

“Selain itu, dalam rangka memperkuat kerja sama Indonesia dengan IALA akan dilakukan penandatanganan MoU antara Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan IALA terkait kerja sama di bidang peningkatan kapasitas SDM dan kerja sama teknis di bidang transportasi laut pada sidang assembly IMO ke-33 di London,” kata Budi.

Diketahui, IALA-AISM adalah organisasi non-pemerintah dan non-profit yang bertujuan meningkatkan keselamatan dan efisiensi navigasi laut melalui kontribusi pada pengembangan dan harmonisasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) global. (*)

Pos terkait