MERCUSUAR.CO, Situbondo – Desa Kotakan, yang terletak di kecamatan Situbondo, memiliki sejarah yang menarik dan beragam. Penduduk desa ini terlibat dalam berbagai jenis pekerjaan, termasuk pertanian, pengemudi, perdagangan, dan bahkan pegawai Negeri Sipil.
Untuk menelusuri sejarah desa ini, informasi dapat dikumpulkan dari barang-barang peninggalan dan sumber cerita sejarah tua yang dapat dipercaya dari tokoh masyarakat.
Sejarah desa Kotakan
Dilangsir dari SitubondoNetwork.com, Desa Kotakan memiliki sejarah yang kaya. Desa ini, pada masa lalu, merupakan lembah gunung yang memiliki peranan penting.
Menurut cerita masyarakat, seorang Waliyullah bernama Raden Syekh Maulana Ishak atau yang dikenal sebagai Sunan Giri merupakan tokoh pertama yang memasuki wilayah Desa Kotakan.
Desa ini memiliki peninggalan bersejarah, seperti petilasan Syekh Maulana Ishak, batu ronjengan, dan kentongan berbentuk kotak. Kentongan berbentuk kotak ini diyakini oleh masyarakat sebagai asal-usul penamaan Desa Kotakan.
Wilayah Desa ini dikelilingi oleh lembah pegunungan dan sungai yang mengalir ke sebuah waduk atau bendungan. Di sekitar desa, terdapat lahan persawahan seluas 10.336 hektar yang dikelola oleh masyarakat setempat.
Luas wilayah Desa Kotakan mencapai 1.669,87 hektar, termasuk perbukitan tambang kapur seluas hampir 1 hektar dengan suhu rata-rata sekitar 27°C setiap tahunnya.
Gunung Sampan yang terletak di wilayah ini ternyata menjadi tempat lokalisasi terbesar di Kabupaten Situbondo. Lokalisasi ini terdiri dari beberapa rumah dan menjadi tempat hiburan esek-esek.
Seorang mahasiswa Universitas Negeri Malang, Hendi Cahyo Purnama, melakukan penelitian di lokasi prostitusi Gunung Sampan di Desa Kotakan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lokasi prostitusi ini merupakan yang terbesar di Kabupaten Situbondo dan jumlah pekerja seks komersial (PSK) di sana terus meningkat setiap tahun.
Tingkat pendidikan yang rendah dan tingginya angka kemiskinan di Situbondo mendorong banyak orang memilih menjadi PSK sebagai jalan pintas. Berbagai faktor, termasuk alasan ekonomi, memotivasi mereka untuk memilih profesi ini.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 40 persen PSK di Gunung Sampan hanya lulusan SD dan 96 persen menganut agama Islam.