Bupati Dorong Pelaku Batik Wonosobo Terus Berinovasi dan Berkolaborasi

IMG 20251009 WA00021

WONOSOBO, Mercusuar.co – Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional Tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Wonosobo bersama Kluster Batik Wonosobo menggelar kegiatan pameran dan peragaan busana (fashion show) batik khas daerah. Bertempat di Pendopo Bupati Wonosobo, Kegiatan ini menjadi wadah apresiasi sekaligus momentum memperkuat peran pelaku ekonomi kreatif dalam menjaga serta mengembangkan batik sebagai warisan budaya Wonosobo.
Dalam arahannya, Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh kepada para pelaku batik serta pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Wonosobo. Kamis (9/10).
“Peringatan Hari Batik Nasional ini menjadi momentum bagi Pemerintah Daerah untuk memberikan apresiasi atas dedikasi para pengrajin dan pelaku ekonomi kreatif di bidang batik. Selama ini kami terus mendorong ASN untuk menggunakan batik lokal, tidak hanya pada hari kerja, tetapi juga di berbagai kesempatan lainnya,” ujar Bupati Afif.
Lebih dari itu, Bupati menegaskan pentingnya pengembangan batik yang selaras dengan karakter Wonosobo sebagai Kota Santri. Ia mendorong pelaku batik untuk berinovasi dalam menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat religius, termasuk di lingkungan pondok pesantren.
“Saya berharap para pelaku dapat mengembangkan produk seperti sarung batik khas Wonosobo dengan harga yang terjangkau. Hal ini bisa menjadi alternatif produk unggulan yang mencerminkan kearifan lokal sekaligus memperluas pasar batik Wonosobo,” imbuhnya.
Bupati Afif juga menilai, pameran batik kali ini menampilkan karya yang variatif dan mencerminkan karakter masing-masing pengrajin. Ia menekankan agar para pelaku batik terus meningkatkan kapasitas, belajar, dan berinovasi agar Batik Wonosobo mampu bersaing dengan produk luar daerah.
“Kita tidak boleh puas hanya sampai di titik ini saja. Kompetitor kita adalah produk-produk dari luar Wonosobo. Karena itu, pelaku batik harus terus beradaptasi, berinovasi, dan meningkatkan kualitas agar Batik Wonosobo semakin dikenal luas dan dapat naik kelas,” tegas Bupati.
Sementara itu, Ketua Kluster Batik Wonosobo, Zain Arrafiq, bersama Wakil Ketua Lilis Handayani, yang juga merupakan pelaku Batik Dala Dewangga dan Batik Hyangnagari menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Bagian Perekonomian dan DEKRANASDA.
“Sejak terbentuknya kluster, kami berkomitmen untuk terus mengenalkan dan menggali potensi batik khas Wonosobo. Ada sebanyak 17 pelaku UMKM atau kelompok batik turut berpartisipasi. Kami berharap rekan-rekan yang belum tergabung dapat ikut bergabung agar bersama-sama membangun batik Wonosobo yang lebih berdaya dan berkelanjutan,” ungkap Zain Arrafiq.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa keunikan Batik Wonosobo terletak pada penggalian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Motif-motif yang dikembangkan terinspirasi dari potensi khas daerah seperti carica, lengger, bundengan, kuda kepang, pariwisata, serta flora dan fauna yang khas Wonosobo.
Selain mengangkat kekayaan lokal, pengembangan batik Wonosobo juga diarahkan untuk lebih ramah lingkungan, di antaranya melalui inovasi teknik ecoprint dan pemanfaatan pewarna alami (indigo).
“Ke depan, tantangan kami adalah menghasilkan motif yang semakin berkualitas agar Kluster Batik ASRI dapat terus eksis dan berkembang. Kegiatan ini juga menjadi upaya untuk menguri-uri budaya dan memperkuat identitas daerah melalui batik,” tambah Lilis Handayani.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Wonosobo berharap Batik Wonosobo semakin dikenal masyarakat luas, menjadi simbol kebanggaan daerah, serta mampu memberikan kontribusi nyata terhadap penguatan sektor ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.

Pos terkait