MERCUSAUR.CO, Magelang- Kepangeranan Merdiko Praja Mangkualaman menggelar ritual Labuhan Merapi di Desa Keningar, Kecamatan Dukun, Minggu, 5 September 2021, siang.
Ritual yang menandakan jelang berakhirnya bulan Sura dalam sistem kalender Jawa.
Labuhan Merapi, tepatnya, dilaksanakan di kawasaan Taman Nasional Gunung Merapi.
Ini merupakan rangkaian ritual setelah jamasan pusaka pada 21 Sura di Pura Pakualaman dan labuhan pada 23 Sura di Pantai Parangkusumo.
Tercatat 25 orang mengikuti Labuhan Merapi, seperti Pangeran Sepuh, Keluarga Besar Warangka Dalem, Punggowo Dalem, dan Abdi Dalem.
Mereka duduk bersila di bawah lindungan daun-daun pohon pinus sambil melantunkan tahlil dan doa.
Prosesi doa selesai, mereka lantas menyantap nasi tumpeng bersama- sama dalam suasana hening dan wingit.
Pangerah Sepuh Kepangeranan Merdiko Praja Mangkualaman, KPP Atmodjo Purwokusumo mengatakan, Labuhan Merapi rutin dihelat setiap tanggal 29 Sura di pesisir Merapi yang letaknya masih dalam area Desa Keningar.
Menurutnya, ritual ini tergelar agar manusia dilimpahi berkah, rahmat, dan hidayah dari Tuhan.
Sedangkan untuk sentana-sentana, ia berharap mereka senantiasa diberikan kebahagiaan, keselamatan, dan segala keinginannya bisa dikabulkan oleh Tuhan.
“Setiap kegiatan ini kami selalu bersama-sama agar selalu hidup rukun dan damai (untuk) semua sentana dan masyarakat pada umumnya,” imbuhnya.
Sementara itu, menurut Kerabat Sepuh KPP Fery ritual tersebut adalah upaya menjaga tinggalan para leluhur.
Sekaligus, tanda tiadanya kesan eksklusivitas dalam Praja Mangkualaman.
“Intinya Praja Mangkualaman ada bagi masyarakat. Tidak ada yang ekslusif bagi kami, semuanya kami lakukan untuk masyarakat.
Bagaimana kami membudayakan masyarakat dan bagaimana masyarakat itu berbudaya,” pungkasnya.