Mercusuar.co, Purbalingga – Ratusan warga desa Limbasari, kecamatan Bobotsari kembali ramaikan acara Limbasari Batik Karnival, even tahunan yang selalu digelar pada bulan Oktober. Untuk event kali ini, panitia Limbasari Batik Karnival 2925 memanfaatkan jalan desa depan balai desa sebagai ajang kegiatan.
“Even kali ini kami manfaatkan jalan desa sebagai arena kegiatan. Karena kelak lokasi ini yang akan jadi tempat pasar Minggu Kliwon, pasar yang ikut kita lonching,” ungkap Ketua Panitia Limbasari Batik Karnival 2925, Edi Siswanto kepada Mercusuar.co, usai kegiatan.
Edi menjelaskan, kegiatan bertema batik telah dilaksanakan sejak tahun 2021, sebuah even yang bertujuan menggeliatkan kembali desa Limbasari sebagai desa Batik. Ratusan warganya telah menjadi pengrajin batik yang turun temurun sejak para pengrajin batik dari kraton solo menularkan ilmu batik Kepada warga setempat.
Pada tahun pertama dan kedua Limbasari Batik Karnival dilaksanakan di homestay di galeri Batik Limbasari. Yang ketiga memanfaatkan jalan tani, jalan di tengah pematang sawah sebagai lokasi acara. Dengan tekstur sawah yang berundak undak dan dikelilingi hijau perbukitan, puluhan peranin batik melakukan demo membatik bersama di atas kain sepanjang 100 meter.
Pada kali keempat, Limbasari Batik Karnival memanfaatkan sungai dan tepian sungai di desanya sebagai lokasi perhelatan. Banyak acara dilaksanakan, termasuk pemotretan peragaan busana batik di atas bebatuan besar di sungai. Sedang di tepian digelar pasar UMK dan membatik bagi anak-anak SD/MI.
“Sebenarnya even seperti ini sudah 5 kali, namun yang kami informasikan ke luar baru yang ketiga, keempat, dan kelima, yaitu sekarang. Karena yang ke satu dan kedua masih dalam suasana covid. Baru pada even ketuga, keempat dan kelima even Limbasari Batik Karnival dibuka secara umum,” terang Edi Suwarto.
Edi kembali menyampaikan, sebenarnya Limbasari Batik Karnival 2025 nyaris tidak dilaksanakan. Karena untuk tahun ini tidak ada anggaran, keungan sedang mengalami kesulitan, tidak ada sponsor, tidak ada dukungan dari luar.
“Tahun ini hampir tidak bisa diadakan. Namun mereka, para pengrajin tetap menginginkan kegiatan ini dilaksanakan. Akhirnya kami sepakat iuran, swadaya, agar even tahunan ini tidak kosong,” ujarnya.
Launching Paguwon
Limbasari Batik Karnival 2025 berlangsung dua hari, yakni hari Sabtu dan Minggu (4-5/10/2025). Pada hari pertama, Sabtu (4/10/025), panitia menggelar moment edukasi kepada anak-anak SD dan MI di sekitar desa Limbasari. Mereka diajar cara membatik, bahkan mereka disediakan kain putih sepanjang 20 meter untuk berlatih.
“Anak-anak kami ajak mewarnai batuk pada kain sepanjang 20 meter. Seluruh siswa, dari kelas 1 sampai kelas 6,” ujar Edi, perajin batik yang memiliki brand Edi Batik.
Pada hari kedua, Minggu (5/10/2025), kegiatan diawali dengan senam sehat yang diikuti oleh semua pengrajin batik Limbasari berikut warga yang mengunjungi acara. Kemudian dilanjutkan dengan peragaan busana batik, membatik bersama dan membuka pasar Minggu Kliwon (Paguwon) yang kelak akan dilanjutkan sebagai pasar warga setiap hari Minggu Kliwon.
“Kita menginginkan ada pasar lokal, pasar yang bisa menjadi wadah usaha warga Limbasari. Jualan apapun, sayuran, makan, mainan, pakaian atau apapun. Pasar ini berlokasi di pinggir jalan desa yang strategis. Tujuannya agar bisa menjadi tempat perputaran ekonomi di Limbasari,” lanjut Edi Batik.
Kemudian di Limbasari Batik Karnival 2025 juga disajikan makanan cemilan yang dibranding dengan senam “Mentil” (mendoan dan intil). Keduanya merupakan makanan cemilan khas daerah Purbalingga, yakni mendoan (berbahan baku tempe) dan Intil (makanan berbahan baku singkong).
“Kalau masyarakat Banyumas pada umumnya sangat paham makanan yang bernama mendoan dan intil. Namun biasanya kedua makanan ini dinikmati sendiri-sendiri, jarang disajikan bersama-sama. Mentil itu mendoan ditolong intil yang rasanya manis, kemudian dimakan seperti makan dadar gulung. Jadi kulitnya gurih, isinya manis,” terangnya.
Ia berharap cemilan mentil kelak menjadi brand makanan unik khas Limbasari. Kelak di pasar Paguwon juga akan dijadikan jajanan yang disajikan untuk bisa dijadikan menu andalan.
“Harapannya, nantinya masyarakat atau wisatawan yang berkunjung ke desa Limbasari akan disajikan Mentil. Ingat Limbasari, ingat Mentil,” pungkasnya.(Angga)