MERCUSUAR.CO, Mojokerto – Warga Desa Jolotundo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, saat ini mengalami kekhawatiran akibat adanya pendirian pabrik di lingkungan organisasi mereka. Selain masalah ketidakjelasan legalitas perizinan pabrik tersebut, proses pembangunannya juga berdampak negatif terhadap struktur bangunan rumah warga.
Munir, seorang penduduk setempat, merasa khawatir karena pabrik tersebut berdiri tepat di samping rumahnya. Keberadaan pabrik ini diperkirakan akan digunakan untuk pengelolaan limbah B3 (bahan berbahaya beracun), sehingga Munir dan warga lainnya merasakan dampak langsung dari aktivitas pabrik tersebut.
’’Saat ini dampak yang sudah kami rasakan akibat pembangunan pabrik adalah debu bertebaran yang ditimbulkan atas lalu lalang kendaraan yang masuk proyek pabrik,’’ ungkapnya.
Tak hanya itu, volume besar kendaraan yang membawa material dan seringkali melintas di sebelah rumahnya juga menyebabkan kerusakan pada struktur rumah. Hal ini mencakup kerusakan pada dinding dan cor beton rumahnya.
’’Saking parahnya, dak cor beton rumah saya itu sampai mengelupas. Kelihatan kerangka besinya. Kerusakan juga terjadi pada lantai keramiknya, terlihat retak-retak,’’ sesalnya.
Kerusakan ini tidak segera mendapatkan perbaikan dari perusahaan, meskipun telah dilakukan beberapa protes. Sayangnya, tidak ada kesepakatan yang tercapai, dan perusahaan hanya memberikan ganti rugi dengan jumlah yang kurang memuaskan.
Ganti rugi yang diterima hanya sebesar Rp 2 juta, dan penanganan perbaikan kerusakan pada dinding rumah terbilang kurang memadai.
’’Kerusakan memang sempat ditambal, tapi asal-asalan. Kalau soal kekuatannya juga diragukan,’’ tuturnya.
Kerusakan ini sebelumnya menjadi perhatian Komisi III DPRD Kabupaten Mojokerto. Namun upaya tersebut tidak menghasilkan perubahan, dan inspeksi yang dilakukan oleh wakil rakyat di lingkungan perusahaan tidak memberikan hasil yang positif.
’’Tetap saja warga dirugikan. Kami mau kemana lagi mengadu. Sudah bingung padahal warga sekitar sudah resah dengan pembangunan pabrik ini, lebih-lebih sosialisasi juga tak pernah dilakukan kepada warga,’’ paparnya.