MERCUSUAR.CO, Purbalingga – Kampung batik Limbadari menggelar acara membatik bersama para pembatik legendaris Desa Limbasari, Kecamatan Bobotsari. Perhelatan yang didesain secara artistik di jalan setapak tengah sawah dan berdinding perbukitan tersebut berlangsung sejak pagi hingga siang hari, Sabtu (7/10/2023).
“Kita memang memanfaatkan suasana asri di persawahan yang dikelilingi bebukitan, yakni bukit Plana dan Tuntunggunung,” kata Kordinator acara Edi Suwito kepada Mercusuar.co.
Edi mengungkapkan, event membatik bersama dengan tema “Melukis Malam Menggores Alam” kain sepanjang 14 meter melibatkan semua pembatik di desanya yang sudah masuk kategori legend, pembatik lama.
“Semua yang membatik adalah ibu-ibu pembatik yang sudah gaek, legend. Kain batiknya sepanjang 14 meter, karena terkait dengan peringatan Hari Batik Nasional yang ke 14,” ungkapnya.
Terkait dengan event membatik bersama yang digelar secara artistik dan eksotik di tengah sawah tersebut disamping sebagai peringatan Hari Batik Nasional yang ditetapkan tanggal 2 Oktober 2009 yang lalu, menurutnya kegiatan tersebut untuk membuktikan perkembangan batik di kabupaten Purbalingga yang kian menunjukan kelasnya
“Perkembangan batik Purbalingga secara desain/motif serta kreatifitas perajin makin meningkat, jangkauan pemasaran serta peminat batik Purbalingga juga makin luas,” ujarnya.
Ia sampaikan, kegiatan membatik bersama tersebut merupakan program yang digagas bersama para pembatik di kampung batik Limbassri. Sedang fungsi berdirinya kampung batik adalah menguatkan wisata edukasi, harapannya kampung batik Limbadari menjadi pusat edukasi batik. Baik dari anak sekolah PAUD sampai yang tingkat mahir.
Sementara menurut Sekdin Dinas Koperasi dan UMKM, Adi Purwanto yang hadir di acara tersebut mengatakan, event membatik bersama yang dikemas secara sederhana tersebut justru menunjukan adanya inovasi kegiatan yang murah meriah namun mengen pada sasaran.
“Ini keren banget. Di tengah sawah ada event membatik bersama yang didalamnya juga ditampilan fashion show batik muda mudi desa yang tidak kalah menariknya. Dan yang asik lagi mereka merasakan batik di pematang sawah, dimana sulit sekali terjadi di momen apapun,” katanya.
Adi juga menandaskan event tersebut harus bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat, bahwa menciptakan progres tidak harus mahal dan wah. Tapi sederhana dan dikemas dengan bagus dan menarik itu yang penting,” tandasnya.
Diketahui, acra membatik bersama juga diselipkan sejumlah agenda lain, yakni peragaan batik anak-anak dan dewasa, potong tumpeng dan dilanjutkan tamu undangan serta penonton menggores malam di kain yang sama, kain sepanjang 14 meter.(Angga)