Mbah Sulis, Pedagang Rokok Gerobak Di Garung Ini Sediakan Rokok Semua Merk di Indonesia

IMG 20240925 WA0008 scaled

Mercusuar, Wonosobo– Mbah Sulis (62) malam itu tampak masih bugar. Penjual rokok legendaris di akses jalan Dieng ini terbiasa tidur pagi hari. Ditemani keponakannya, Diki (35) mbah Sulis berjualan rokok gerobakan di depan terminal angkutan pasar Garung. Di seberang jalan besar itulah dia menjajakan lapak sejak tahun 1980-an.
Awalnya usaha ini dilakukan kerabatnya dengan menggendong aneka berbagai rokok di sajikan di tampah. Seperti menjajakan jajanan khas pasar. Mbah Sulis bercerita berjualan rokok keliling bisa menghidupi dia dan keluarganya. Lambat laun kemudian juga berjualan kopi, gorengan dan aneka kebutuhan yang rata-rata pelanggannya pelancong ke Dieng.
“Banyak wisatawan dari luar kota yang mampir kesini kalau mau naik ke Dieng,” katanya.
Selama puluhan itulah dia tidak merasa ingin pensiun. Pelanggannya semakin banyak. Kami duduk kira-kira 30 menit di lapak ini tiap semenit sekali pasti ada pembeli. Baik rokok eceran maupun satu bungkus. Total ada sebanyak 63 merk rokok dari berbagai jenis di Indonesia disajikan disini. Komplit njerit kata teman kami yang malam ini menikmati cerutu Cigarilos.
“Ada rokok merk baru datang tadi sore,” kata Diki yang menjadi asisten mbah Sulis dalam berjualan.
Wah ini yang tidak kalah dengan stok rokok di Indomaret ataupun Alfamart. Penikmat rokok bisa memilih sesuai selera. Dari rokok yang sudah beredar sejak tahun 1970-an pun disini masih ada hingga rokok keluaran terbaru yang disebutkan Diki tadi.
Lapal gerobak rokok keliling ini buka dari pukul 10 siang hingga pukul 1 pagi dini hari. Sulis tidak bisa menghitung berapa jumlah pelanggannya. Selain dari Wonosobo, beberapa dari luar kota seperti dari Jambi, Jogja, Jatim, Jepara hingga ada yang luar negeri. Wisatawan yang ke Dieng memang biasanya sebelum naik ke tol Garung mampir nyeruput kopi dan belanja rokok disini. Harganya jauh lebih murah daripada di pusat perbelanjaan modern maupun di Dieng.
Misalnya harga eceran rokok kretek dari harga Rp 1 ribu hingga Rp 1.500 per batang. Rokok filter berbagai merk dari harga Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per batangnya. Cigarilos misalnya harga bungkusan Rp 12 ribu oleh dia dijual eceran hanya Rp 2.000 yang artinya harga ecerannya sama dengan harga per bungkus.

Begitulah Sulis dan Diki berjualan rokok ini tiap hari, tiap malam dan banyak dikenal oleh orang-orang.

Bacaan Lainnya

Sejarah rokok keliling
Sejarah jual rokok keliling di Indonesia berkaitan dengan perkembangan rokok kretek yang disukai oleh pedagang keliling dan kusir dokar. Inilah beberapa riwayat yang menjadi asal muasal rokok yang dijual secara eceran di Indonesia.

Penemuan rokok kretek
Pada tahun 1880, Haji Jamhari, seorang warga Kudus, Jawa Tengah, menemukan rokok kretek sebagai perpaduan tembakau dan cengkeh yang tumbuh di daerahnya.

Penggemar rokok kretek
Nitisemito, seorang kusir, menjadi salah satu penggemar rokok kretek buatan Nasilah.

Usaha rokok kretek Nitisemito
Nitisemito menikahi Nasilah dan mengembangkan usaha rokok kreteknya menjadi mata dagangan utama.

Merek Rokok Tjap Kodok Mangan Ulo
Nitisemito memberi label rokoknya dengan merek “Rokok Tjap Kodok Mangan Ulo” (Rokok Cap Kodok makan Ular). Namun, merek ini tidak membawa hoki dan justru menjadi bahan tertawaan.

Merek Tjap Bulatan Tiga
Nitisemito mengganti merek rokoknya menjadi Tjap Bulatan Tiga, atau lebih dikenal dengan sebutan Bal Tiga. Merek ini resmi terdaftar pada tahun 1908.

Rokok Klobot
Rokok klobot mungkin mulai asing di masa kini. Tapi, dulu, klobot adalah rokok sejuta umat. Tak berlebihan jika disebut sebagai warisan budaya dan bagian dari sejarah perkembangan rokok di Nusantara.

Bagi yang belum tahu, rokok klobot merupakan rokok yang terbuat dari campuran tembakau, cengkeh dan saus khusus lalu dilinting atau dibungkus menggunakan kulit jagung yang sudah kering. Pembungkusnya inilah yang disebut dengan klobot alias kulit jagung. Memang sangat unik jika dibandingkan dengan rokok kebanyakan yang dibungkus dengan kertas.

Rokok klobot menjadi produk pertama yang dibuat oleh perusahaan rokok Gudang Garam. Seperti diketahui, Gudang Garam merupakan salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia yang berdiri sejak 1958 dengan produksi pertama sigaret kretek klobot.

Meski Gudang Garam klobot sudah diproduksi sejak 1958, tampaknya Gudang Garam memang berniat untuk tetap mempertahankan produk tersebut baik dari isi maupun kemasannya. Sampai sekarang pun gudang garam klobot masih diproduksi dan masih dengan mudah ditemui di toko-toko kelontong area Kediri dan sekitarnya.

Bungkus Gudang Garam klobot terbuat dari kertas dan dilapisi plastik. Satu bungkus ada yang berisi 12 batang, ada juga yang 6 batang. Kemasannya cukup unik karena berbentuk segitiga. Hal ini mengikuti bentuk rokok klobot yang runcing pada bagian yang digunakan untuk mengisap dan membesar pada bagian yang dibakar. Di tengah-tengah bungkus terdapat logo Gudang Garam yang sangat klasik.

Masuk ke bagian isi, saat pertama kali melihat batang rokok ini pasti sangat aneh mulai dari bungkus dan bentuknya. Isi rokok ini sangatlah padat. Pada bagian batang rokok ini terdapat dua tali kecil yang digunakan untuk mengikat rokok tersebut agar bungkus yang terbuat dari kulit jagung itu tidak terbuka.

Penikmat rokok klobot ini kebanyakan adalah para senior yang sudah berpengalaman. Lah, memangnya merokok butuh pengalaman? Tentu saja, karena mengisap rokok klobot ini tidak sama dengan rokok lainnya, entah filter maupun kretek.

Bagi yang belum berpengalaman, mengisap rokok klobot ini terasa begitu berat karena tembakaunya sangat padat. Mulut juga akan terasa panas bahkan perih karena bungkusnya terbuat dari kulit jagung kering yang kaku.

Seperti halnya cerutu, rokok klobot ini bisa bertahan cukup lama meski diisap berulang kali. Rokok ini juga gampang mati jika tidak sering-sering diisap.

Tarikan rokok ini begitu kasar. Rasa pedas rokok ini sangat kuat sehingga bisa menciptakan sensasi sangat hangat di mulut dan tenggorokan. selain itu, lidah bisa terasa seperti kebas karena rasa pedas dari cengkeh yang cukup kuat.

Sebenarnya rokok ini rasanya manis dan gurih seperti rokok pabrikan Gudang Garam lainnya, tapi tertutup oleh rasa pedas yang lebih dominan. Harga rokok ini sangat terjangkau. Mulai dari 8.000 sampai 15.000 rupiah, tergantung isinya.

Saya sendiri sudah beberapa kali membeli rokok ini jika jenuh dengan rokok-rokok biasa. Saya hanya mampu mengisap rokok ini sampai setengah saja karena tidak tahan dengan pedasnya.

Saya salut dengan PT Gudang Garam ini. Meskipun perusahaan tersebut sudah menjelma sebagai perusahaan rokok ternama di Indonesia, Ia tetap menjaga warisan sejarah berupa rokok klobot yang masih diproduksi hingga sekarang. Istilah kata, rokok klobot tersebut sudah menjadi rokok pusaka PT Gudang Garam.

Pos terkait