MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Masyarakat Desa Dieng di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menyambut malam 1 Syuro dengan menggelar Tradisi Baritan dan Mujahadah. Acara dimulai dengan prosesi pengambilan Air Perwitosari di Tuk Bimo Lukar yang kemudian dimujahadahi dan dibagikan kepada warga untuk lantaran keselamatan dan kesuburan tanaman.
Kirap pengambilan Air Perwitosari diikuti oleh seluruh warga yang antusias menyaksikan prosesi ini. Air suci ini kemudian dibagi ke empat RT, masing-masing dua RT melaksanakan doa bersama di lokasi yang telah ditentukan, seperti jalan utama desa, masjid, balai desa, dan pinggir jalan utama desa.
Warga Dieng berbaur dalam kebersamaan dan kekompakan, tumplek blek menyatu dalam suasana penuh khidmat dan syukur. Acara tersebut juga dihadiri oleh tamu undangan dan banyak wisatawan yang sedang berada di Dieng. Mereka mengabadikan momen langka ini yang hanya diadakan sekali dalam setahun.
Tradisi Baritan,ada yang menyebut singkatan dari “mbubarake Peri lan Setan” atau “membubarkan peri dan setan,” diadakan setiap awal tahun Jawa atau malam 1 Syuro. Kegiatan ini menjadi atraksi wisata yang menarik banyak pengunjung, baik lokal maupun dari luar daerah.
Suparman (53), seorang tokoh masyarakat Dieng, menyebutkan bahwa kegiatan ini adalah upaya untuk melestarikan tradisi asli Dieng. “Seluruh kegiatan ini dibiayai secara mandiri oleh warga masyarakat dan menjadi atraksi wisata. Banyak wisatawan yang membaur dengan warga untuk ikut menyambut tahun baru 1 Syuro ini,” ungkapnya.
acara ini dimulai sejak pukul 19.00 sampai tengah malam dan diakhiri dengan makan bersama , dihadiri oleh pemangku adat Dieng dan tokoh agama setempat.
Kemeriahan dan kekhidmatan acara ini menunjukkan betapa kuatnya nilai-nilai tradisi dan kebersamaan yang masih dijaga oleh masyarakat Dieng. Dengan dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat, Tradisi Baritan dan Mujahadah diharapkan terus lestari dan menjadi salah satu daya tarik budaya yang unik dari Dieng.