Wawancara Eksklusif
Ketua PCNU Wonosobo Kiai Abdurahman Effendy Al-Hafidz
NU Wonosobo Segera Bangun Rumah Sakit NU dan Minimarket Tiap Kecamatan
Organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) saat ini tengah memperingati hari lahirnya yang telah berusia ke-102 tahun. Pada peringatan hari lahir (harlah) NU ke-102 mengusung tema bertajuk “Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat”.
Dilansir dari NU Online tema dan logo tersebut dipilih dengan menegaskan dan memperkuat komitmen prinsip utama NU yaitu tawassuth (moderat), tawazzun (seimbang), i’tidal (adil), dan tasamuh (toleran).
NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya oleh sejumlah ulama pesantren penganut Ahlussunnah Waljama’ah. Segera setelah pembentukan NU pada tahun 1926, para pengurus HBNO (Hoofd Bestuur Nahdlatoel Oelama – PBNU, sekarang) mulai memperkenalkan NU dan mengajak para kiai dalam jaringan pesantren untuk bergabung di dalamnya.
Relasi berdirinya NU dengan Wonosobo memiliki hubungan sangat kuat secara sejarahnya. Dalam waktu yang relatif singkat, hanya dalam kurun waktu 3 tahun, para ulama Wonosobo telah bergabung dengan NU. Hal ini ditunjukkan oleh kehadirian KH Hasbullah (Bumen Mojotengah) sebagai utusan Wonosobo pada Muktamar NU ke-4 (12-15 Rabiuts Tsani 1348 H/17-20 September 1929 M) yang diselenggarakan di Hotel Arabistan Semarang, sebagaimana dilaporkan Majalah Swara Nahdlatoel Oelama (SNO) Nomor 2 Tahun II 1348 H.
Eksistensi NU Wonosobo semakin terlihat setelah diadakan pengukuhan pengurus NU Cabang Wonosobo pertama yang menempatkan Sayyid Ibrahim bin Ali Ba’abud sebagai Rais dan Atmodimedjo sebagai President (Ketua Tanfidziyah).
Pelantikan yang dilaksanakan pada tahun 1932 atau 1933 ini dihadiri oleh KH Wahab Hasbullah, KH Bisyri Sansuri dan KHR Asnawi sebagai wakil dari HBNO.
Dalam perjalanannya, NU Wonosobo terus memainkan peran pentingnya dalam menjaga dan melestarikan aqidah Ahlussunnah waljamaah. Tokoh-tokoh NU Wonosobo aktif dalam perjuangan merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia misalnya Sayyid Ibrahim bin Ali Ba’abud, Sayyid Muhsin bin Ibrahim Ba’abud, Atmodimedjo, Soepadmo, Sayyid Abu Bakar bin Hasan Assegaf, Dalhar Adi Saputra, KH Asy’ari, KH Hasbullah, KH Abu Jamroh, Ustadz Abu Dja’far, KH Asymawi, KH Idris, KH Masykur, KH Ibrahim, KH Muntaha dan seterusnya.
Demikian pula pada tahun 1965-1966, saat para kiai NU di Wonosobo mendapat ancaman pembunuhan dari PKI, mereka justru memberikan maaf kepada para anggota PKI dan mengajaknya untuk bertaubat serta menjadi warga NU.
Di masa Orde Baru, NU Wonosobo juga berhasil sejalan meski berada dalam tekanan pemerintah. Beberapa tokoh NU ‘mendukung’ pemerintah dengan bergabung dalam Golkar. Mbah Muntaha al-Hafidz, merupakan tokoh yang berhasil memainkan peranan ini dengan baik. Pilihan Mbah Muntaha ini merupakan pilihan strategi perjuangan dan semata-mata untuk ‘izzul Islam wal Muslimin, khususnya di wilayah Wonosobo. Dengan pilihan strategi ini, maka Tarmizi Taher menyetujui pendirian Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) di Wonosobo (1988), Harmoko membantu penulisan al-Qur’an Akbar Mushaf Al-Asy’ariyah, Mbak Tutut mendukung penulisan Tafsir Al-Muntaha, dan sebagainya. Mbah Mun juga bersedia menjadi anggota DPR RI, hasil pemilu 1997. Meski demikian, langkah politik yang diambil oleh Mbah Muntaha ini tidak sepenuhnya ‘dibenarkan’ oleh para kiai lainnya, seperti Kiai Ibrahim Jawar, Kiai Zainudin Tempel, dan ulama lainnya yang tetap bertahan di PPP.
Saat ini PCNU Wonosobo meneguhkan kembali ke jati diri sebagai organisasi keagamaan dan sosial kemasyarakatan.
Dalam edisi Harlah NU 2025, wartawan Mercusuar Network Haqqi El Ansyari melakukan wawancara eksklusif Ketua PCNU Wonosobo Kiai Abdurahman Effendy Al-Hafidz. Kami mencoba membaca progam NU hari ini dan ke depan. Cita-cita mulia sedang dirancang dan dijalankan. Merintis rumah sakit NU dan mendirikan minimarket tiap kecamatan milik NU salah satu progamnya. Berikut kutipan lengkapnya:
1)Bagaimana perkembangan progam PCNU Wonosobo hari ini?
Kegiatan-kegiatan jamiyyah NU di Wonosobo secara rutin terus berjalan. Kami terus beriktiar untuk bersama-sama masyarakat hingga pelosok desa.
PCNU serta pengurus hingga tingkat ranting tentu saja berkhidmah dengan menyusun prioritas program bersama warga dengan gotong royong. Realisasi program bukan keinginan perorangan, akan tetapi berdasarkan keputusan melalui musyawarah.
NU selalu berkomitmen pada NKRI harga mati, karena NKRI merupakan hasil kesepakatan para pendiri bangsa, guna mencapai tujuan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat. NU hadir untuk membantu pemerintah untu mensejahterakan umat melalui lembaga pendidikan, ekonomi, pertanian, dan lain-lain.
Alhamdulillah perkembangan semakin baik buktinya ekonomi semakin maju.
2)Apa saja yang menjadi kegiatan utama tahun ini?
Selain ekonomi warga nahdliyin, progam dibidang kesehatan menjadi utama. Salah satu yang sudah ada program kesehatan dengan telah di bukanya poliklinik Yasyfina.
Untuk memperkuat skil leadership kader, belum lama ini PCNU menyiapkan sebanyak 73 peserta dari PCNU dan MWC-NU se Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah mengikuti Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama.
NU punya Gerakan Pemuda Ansor, Banser, Fatayat, IPNU-IPPNU. Badan otonom (banom) NU di semua tingkatan itu musti melakukan proses pengkaderan bagi anak-anak muda secara berjenjang. Anak muda merupakan potensi besar bagi NU.
3)PCNU Wonosobo sedang gencar merintis klinik menuju pembangunan rumah sakit NU?
Ya titik poin utamanya yaitu pada terwujudnya rumah sakit NU. Perjuangan membangun rumah sakit terus kami lakukan. Sudah ada tempat dan tim khusus berdirinya rumah sakit juga sudah dibentuk yang saat ini sudah mulai jalan.
4)Saat ini berapa jumlah anggota PCNU yang memiliki KTA?
Di Wonosobo mayoritas adalah warga nahdliyin. Ada 200 ribu warga NU yang mengantongi KTA.
Generasi muda berusia di atas 20 tahun yang mengaku sebagai orang NU ada sekitar 20 persen. Kondisi ini mengharuskan organisasi NU di semua tingkatan melakukan proses pengkaderan secara serius dan massif di level anak muda, terutama generasi milenial.
5)Banyak peran pemberdayaan ekonomi yang bisa dijalankan masyarakat NU, saat ini progam ekonomi apa saja yang sudah jalan dan belum jalan?
Pemberdayaan masyarakat dan ekonomi sudah digarap hanya saja memang masih ada beberapa yang belum jalan. Yang sudah jalan berdirinya mini market di tiap kecamatan milik NU. Ini yang ke depan juga memperkuat ekonomi warga nahdliyin.
6)Bagaimana perkembangan platform digital PCNU Wonosobo saat ini, siapa yang menangani?
Tim digital Wonosobo ada tersendiri dan diisi anak-anak muda NU. Tim ini digawangi Kiai Attoillah.
7)NU pernah menggagas satu desa satu toko modern, bagaimana progesnya?
Seluruhnya rencana akan ada di tiap-tiap desa. Dalam proges. Tahap sekarang sudah ada tiap kecamatan nantinya terus berkembang.
8)Perubahan apa saja yang ingin dilakukan terutama memperkuat organ sayap NU Wonosobo?
Penguatan kader dalam memperdayakan ekonomi pendidikan dan kesehatan. Dua hal ini menjadi progam pusat hingga daerah yang akan kami jalankan.
9)Sejak dulu NU Wonosobo dikenal berhasil menjadi perekat kerukunan beragama, bagaimana ke depannya soal ini?
Kita harus rukun dengan siapapun. Dalam aktivitas sehari-hari NU memberikan contoh melalui berbagai kegiatan termasuk dengan forum kerukunan umat beragama (FKUB). Toleransi yang sudah berjalan baik di Wonosobo tentu menjadi kewajiban bersama untuk dirawat.
10)Progam apa saja dari PBNU yang sebenarnya dipesankan secara khusus untuk digarap Wonosobo?
Program wajibnya yaitu pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Itu yang saya sebut diatas tadi sudah dijalankan. Pendidikan juga jalan maksimal dengan teman-teman LP Maarif Wonosobo. Ekonomi dengan bergerak dari ragam potensi dan kesehatan kami sudah mendirikan klinik-klinik.
11)Bagaimana pendapat anda mengenai jalannya pemerintahan daerah saat ini dan melihat ke depannya?
Sebagai organisasi besar, NU dan pemerintah merupakan mitra sejajar. NU merupakan representasi ulama, sedangkan pemerintah merupakan Umaro. Keduanya dapat musyawarah untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat.
12)Ada hal lain yang digarap PCNU di Wonosobo?
Koin NU yang bergerak ke masyarakat merupakan progam penguatan lembaga. Progam ini sepenuhnya untuk umat.
Lazisnu sebagai lembaga pengelola zakat, infaq dan shodaqoh juga banyak berperan dalam memberikan bantuan baik dalam maupun luar negeri. Misalnya tahun lalu memberikan bantuan ke palestina ratusan juta secara bertahap serta bantuan sosial skala Wonosobo yang diberikan secara rutin ke masyarakat. Progam ini bisa diakses dalam situs lazisnuwonosobo.org. Di situs ini anda bisa memberikan suport progam maupun mengakses jumlah donasi secara transparan.