MERCUSUAR, Wonosobo – Harga Bitcoin menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah sebelumnya mengalami penurunan yang cukup signifikan, hingga sempat melewati batas Rp 1 miliar per keping Pada Rabu (7/8/2024). Bitcoin mengalami penguatan dan kembali menyentuh level Rp 900 juta per keping.
Berdasarkan data CoinMarketCap hingga pukul 17.00 WIB, harga Bitcoin naik sekitar 3,22 persen dalam satu hari, mencapai Rp 922,38 juta per keping. Namun, jika dibandingkan dengan harga tujuh hari lalu, Bitcoin masih mengalami penurunan sekitar 14,36 persen. Fenomena serupa juga terjadi pada Ethereum, yang meningkat sekitar 2 persen dalam 24 jam terakhir, mencapai Rp 40,59 juta per keping, meski dalam sepekan terakhir harganya merosot 24,82 persen.
Fahmi Almuttaqin, analis dari Reku, mengungkapkan bahwa penurunan signifikan dalam harga kripto dalam seminggu terakhir disebabkan oleh kekhawatiran pasar mengenai kemungkinan resesi ekonomi di Amerika Serikat. “Pasar kripto mengalami penurunan harga yang tajam dalam seminggu terakhir,” ujarnya dalam pernyataan resmi, Rabu.
Indikator Fear and Greed Index menunjukkan tingkat ketakutan ekstrem dengan skor 17, yang merupakan yang terendah sejak Juli 2022. Dalam situasi pasar seperti ini, Fahmi menyarankan investor untuk membuat keputusan yang hati-hati dan tidak terburu-buru.
Meski demikian, dia menganggap bahwa situasi ketakutan ekstrem ini bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk membeli Bitcoin dengan harga lebih rendah.
“Para investor Bitcoin di pasar modal AS tampaknya tidak bereaksi secara signifikan terhadap koreksi ini, terlihat dari angka netflow ETF Bitcoin dan Ethereum spot yang tidak menunjukkan penarikan dana yang tidak biasa,” tambahnya.
Optimisme di kalangan penambang Bitcoin juga tetap terjaga, dengan hanya terjadi sedikit penurunan dalam kecepatan penambangan atau hash rate, yang dianggap sebagai fluktuasi normal dan tidak menunjukkan indikasi pemberhentian operasi penambangan.
“Dengan optimisme tersebut, ada kemungkinan performa Bitcoin akan membaik,” ungkap Fahmi.
Meski demikian, Fahmi kembali mengingatkan para investor untuk melakukan analisis mendalam sebelum membuat keputusan investasi.
“Investor sebaiknya memantau pergerakan pasar dan mencari sumber informasi yang jelas dan menyeluruh untuk analisa pasar,” pungkasnya.