MERCUSUAR, Jakarta – Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan Indonesia mempunyai potensi ekonomi yang luar biasa, terutama ekonomi digital mencapai Rp 4.500 triliun pada tahun 2030-an. Angka itu, diklaimnya sebagai potensi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Erik menyebut, potensi itu akan tercapai ketika pendapatan per kapita Indonesia mencapai USD 10.000 yang diprediksi pada tahun 2029.
Atas dasar itu, Erick meyakini Indonesia bisa sejajar dengan negara adidaya lain pada tahun 2045 seperti AS, Tiongkok, India, dan lain sebagainya.
“Dan ekonomi kita sudah USD 3,3 triliun waktu itu. Mungkin nomor 15 atau 14 di dunia, di 2045 lebih besar lagi. Kita itu bisa nomor 4 dan 5,” kata Erick di Kota Tua Jakarta, ditulis Kamis (11/7).
Namun begitu, Erick mewanti-wanti agar pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pemerataan ekonomi. Salah satu hal yang disoroti yakni, pemerataan pendapatan di tiap generasi.
Dalam hal ini, Erick menyebut berdasarkan salah satu riset disebutkan bahwa Gen Z Indonesia jika dibandingkan dengan Gen Z luar negeri sangatlah berbeda.
Menurutnya, Gen Z di luar negeri saat ini rerata sudah mandiri bahkan mempunyai ekonomi sendiri. Sedangkan Gen Z di Indonesia masih harus bergantung pada orang tua.
“Di situ terlihat Gen Z di luar negeri sudah mandiri dan punya ekonomi sendiri. Tapi mayoritas di Indonesia, Gen Z-nya, masih bergantung pada orang tua,” jelasnya.
Lebih lanjut, Erick membeberkan pentingnya investasi yang tidak setengah hati. Sehingga diharapkan, penanaman modal itu bisa berdampak pada taraf ekonomi masyarakat, termasuk pada Gen Z di tanah air.
Oleh sebab itu, Erick sangat mengapresiasi kolaborasi TikTok dan PT Pos Indonesia (Persero) yang menghadirkan creator house alias tempat ngonten para kreator di tanah air. Ia berpesan, agar TikTok yang juga memiliki akademi bagi para kreator untuk tidak lelah dalam mendidik masyarakat, utamanya Gen Z.
“Karena apa, kita ingin membangun tadi, pertumbuhan ekonomi. Saya apresiasi yang akan dilakukan tiktok untuk tadi, kepada umkm kepada content creator. Jangan lelah mendidik mereka, karena TikTok enggak boleh jadi strangers di Indonesia,” urainya.