MERCUSUAR, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Charles Meikyansah menyoroti perbincangan di media sosial dan media massa terkait jumlah pengangguran di Indonesia yang melonjak, khususnya kalangan Gen Z. Dia membandingkannya dengan klaim pemerintah bahwa ekonomi Indonesia tum buh 5,1 persen.
“Pemerintah selalu mengklaim bahwa perekonomian Indonesia menguat dan baik-baik saja. Tapi pada faktanya masih banyak pengangguran di Indonesia, dan itu harus diatasi agar tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kita,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (9/8).
Charles mendorong pemerintah untuk memberi atensi lebih. Apalagi badai PHK tengah menjamur dapat bisa berdampak buruk pada perekononian negara.
“Polemik susahnya Gen Z mencari pekerjaan itu memang harus dibahas lebih komprehensif ya. Apa masalah yang sebenarnya dan bagaimana cara mengatasinya. Agar segera mendapat solusi untuk generasi muda ini,” lanjut politikus Partai Nasdem itu.
Menurut dia, sulitnya Gen Z mencari pekerjaan membuat miris karena saat ini mereka sedang dalam usia produktif.
“Ini kan ramai di media sosial, Gen Z sulit mendapat kerja karena kebijakan dan syarat mendapat pekerjaan terlalu sulit. Pemerintah harus beri atensi lebih dan segera temukan solusinya,” ungkap Charles.
Merujuk data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) per Februari 2024, tercatat ada 3,6 juta Gen Z usia 15–24 tahun yang menganggur. Sementara total pengangguran terbuka di Indonesia ada di angka 7,2 juta. Artinya, Gen Z menyumbang 50,29 persen dari total pengangguran terbuka di Indonesia.
Jika ditambah dengan mereka yang bukan angkatan kerja tetapi tidak sedang sekolah atau pelatihan, (not in employment, education, or training/NEET), jumlah pengangguran mencapai 9,9 juta.
Charles memastikan Komisi XI DPR yang membidangi urusan keuangan menaruh perhatian serius pada tingginya angka pengangguran Gen Z yang terus meningkat.
Dia tidak menampik bahwa budaya kerja hingga perilaku Gen Z dinilai dapat mengubah sistem kerja di perusahaan. Namun, menurut Charles hal itu seharusnya tidak serta merta membuat mereka disingkirkan dari persaingan dunia kerja.
“Gen Z ini memiliki keunggulan di industri kreatif, yang sangat penting dan dibutuhkan dalam era digital saat ini. Mereka seharusnya bisa diberdayakan dengan baik dan diberikan pendidikan nonformal tentang budaya kerja,” pungkasnya