MERCUSUAR.CO, Jakarta – Sosok Abuya Ghufron Al-Bantani, yang lebih dikenal dengan sebutan Abuya Mama Ghufron, kembali menjadi sorotan publik setelah video ceramah klarifikasinya viral di media sosial. Video tersebut memperlihatkan Abuya Mama Ghufron dengan nada emosional, menjelaskan mengenai 500 kitab berbahasa Suryani yang dimilikinya. Konten ini mendapat berbagai reaksi, baik kritik dari para pembuat konten hingga tokoh agama seperti Ustaz Abdul Somad.
Dalam video yang beredar, Abuya Mama Ghufron menggunakan bahasa yang sulit dipahami, diduga merupakan campuran antara bahasa Arab dan istilah-istilah lokal, dengan sering menyebut kata “Maqoli”. Klarifikasi ini disampaikan oleh para pengelola Pondok Pesantren (Ponpes) UNIQ Nusantara melalui siaran langsung di YouTube untuk menanggapi berbagai tuduhan yang beredar.
Salah satu pembawa acara, Ustaz Ubad Aminullah, menegaskan dalam siaran tersebut bahwa tuduhan terhadap Abuya Mama Ghufron sebagai orang sesat adalah tidak berdasar. “Ada banyak orang yang sengaja mempropagandakan tentang pesantren UNIQ yang didirikan oleh Abuya Mama Ghufron supaya masyarakat tidak percaya kepada pesantren UNIQ,” jelas Ustaz Ubad dalam keterangannya pada Senin (17/6/2024)
Menurut Ustaz Ubad, terdapat upaya sistematis untuk menggiring opini bahwa ponpes UNIQ keluar dari syariat Islam. “Ketika pada saat ini banyak orang-orang yang framing Pondok UNIQ sesat, banyak orang yang framing pondok UNIQ ini akidahnya bukan Asyariah bukan Maturidiyah,” ungkapnya.
Kontroversi ini bermula dari sebuah video yang menunjukkan seorang pria menentang klaim bahwa Abuya Mama Ghufron adalah seorang wali. Ustaz Ubad dengan tegas menyatakan bahwa Abuya Mama Ghufron tidak pernah mengklaim dirinya sebagai wali. “Selagi kita ikut Mama Ghufron, Abuya tidak pernah mengatakan dirinya wali ataupun mursyid,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ustaz Ubad menjelaskan bahwa penggunaan sebutan “Abuya” untuk Mama Ghufron baru dilakukan belakangan ini. “Abuya sendiri pun sekarang-sekarang ini aja menyebut,” tambahnya. Ia juga menyebutkan bahwa pada masa lalu, Abuya Mama Ghufron biasa dipanggil dengan berbagai sebutan seperti “abah”, “bapak”, atau “bang”.
Klarifikasi ini berusaha untuk menghilangkan persepsi publik yang salah tentang Abuya Mama Ghufron. “Maka ketika ada orang yang framing awas ini wali mursyid begini macam-macam,” ujar Ustaz Ubad. Ia kembali menegaskan bahwa Abuya Mama Ghufron tidak pernah mengklaim dirinya sebagai wali atau mursyid.
Kasus ini memicu reaksi beragam dari netizen, yang mencari kebenaran mengenai klaim Abuya Mama Ghufron tentang 500 kitab berbahasa Suryani dan istilah “Maqoli” yang sering diucapkannya. Beberapa netizen menyatakan ketidakpercayaan dan menyudutkan Abuya Mama Ghufron, sementara yang lain membelanya.
Komentar negatif datang dari berbagai akun. “Orang-orang stres,” kata pengguna dengan akun @abelxxx. “Kok bisa ya banyak pengikutnya?,” tanya @dikaxxx. “Heran kok masih ada aja yang percaya makoli wa makoli,” tambah @abdmxxx. “Satu kata untuk kalian semua di ponpes, sadarlah,” tegas @catkxxx.
Namun, ada juga yang membela perjuangan Abuya Mama Ghufron dan menyatakan bahwa para pengkritik tidak memahami ajaran ponpes UNIQ. “Pembenci UNIQ enggak bisa ngaji,” ujar @DianSquadxxx. “Lanjutkan perjuangan marwah Pancasila,” tandas @dxcxxx.
Perdebatan ini menunjukkan betapa kompleksnya pandangan masyarakat terhadap sosok Abuya Mama Ghufron dan ajaran yang dibawanya. Klarifikasi dari pihak Ponpes UNIQ Nusantara diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik bagi publik dan mengurangi kesalahpahaman yang berkembang.