MERCUSUAR.CO, Sumedang – Desa Cikurubuk yang terletak di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang merupakan lokasi yang memiliki peran penting dalam sejarah kesenian Kuda Renggong.
Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 421,83 hektar, dengan 172 hektar di antaranya digunakan untuk pertanian. Terdiri dari dua dusun, yaitu Dusun Cikurubuk dan Dusun Cilumping, desa ini memiliki sekitar 2.320 jiwa atau 837 kepala keluarga.
Desa Cikurubuk dikenal sebagai tempat asal-usul kesenian Kuda Renggong. Keseniannya ini diciptakan oleh seorang tokoh bernama Sipan, yang juga dianggap sebagai leluhur bagi warga desa ini.
Kuda Renggong adalah seni ketangkasan kuda yang mampu menari mengikuti irama musik dan menampilkan gerakan-gerakan yang menyerupai pertarungan dengan manusia. Biasanya, seni ini dihadirkan sebagai atraksi yang memukau.
Penting untuk dicatat bahwa Seni Kuda Renggong telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2014.
Kepala Desa Cikurubuk, Muhamad Fadar Junawar, mengungkapkan bahwa sebagian besar warga desa ini masih memiliki hubungan kekerabatan yang kuat karena sebagian besar berasal dari keturunan Bugis, Sulawesi, dan Sumedang.
“Hubungan persaudaraan ini terbentuk melalui pernikahan antara keluarga Bugis dan warga asli Sumedang, yang kemudian membentuk desa ini,” jelasnya.
Sebagian besar penduduk Desa Cikurubuk, sekitar 80 persen, merupakan petani, dan sebagian besar dari mereka saat ini mulai mengadopsi sistem pertanian organik.
Desa Cikurubuk juga dikenal sebagai produsen beras organik yang diakui mutunya dan dijadikan pusat pengembangan pertanian organik oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat. Ini menjadikan beras organik Desa Cikurubuk menjadi salah satu produk unggulan Sumedang.
Selain beras organik, Desa Cikurubuk juga terkenal dengan makanan khasnya, seperti opak bangdes, rengginang, dan kecimpring. Opak bangdes memiliki kelompok UMKM yang mendapatkan pelatihan dan memiliki tempat produksi yang beroperasi sepanjang hari.
Dengan warisan budaya kesenian Kuda Renggong dan produksi pertanian organik serta makanan khasnya, Desa ini tidak hanya mempertahankan tradisinya tetapi juga menjadi pusat kegiatan ekonomi yang beragam, menjadikannya salah satu desa yang unik dan berarti di Kabupaten Sumedang.