Darurat DBD: 3 Anak Meninggal di Situbondo, Jumlah Penderita Dekati 200 Orang

Ilustrasi anak terkena penyakit DBD
Ilustrasi anak terkena penyakit DBD

MERCUSUAR.CO – Situasi darurat demam berdarah dengue (DBD) menghantui Situbondo setelah tiga anak penderita DBD meninggal dunia dalam seminggu terakhir. Menurut data dari RSUD dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo, ketiga anak itu meninggal setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, dr. Roekmy Prabarini Ario, mengungkapkan bahwa ketiga pasien DBD yang meninggal tersebut berusia delapan tahun dan kondisinya sudah dalam kategori yang parah saat mereka masuk rumah sakit.

Bacaan Lainnya

“Tiga pasien anak-anak ini masuk ke RSUD dr. Abdoer Rahem dengan kondisinya sudah di kategori dengue shock syndrom (DSS) atau sudah parah,” ungkapnya pada Rabu (8/5).

Ketiga pasien tersebut meninggal pada tanggal 2, 3, dan 4 Mei 2024, masing-masing berasal dari berbagai kecamatan di Situbondo, seperti Kecamatan Jangkar, Panji, dan Situbondo.

Roekmy juga menyampaikan bahwa seorang pasien anak-anak lainnya saat ini sedang dalam kondisi yang kurang baik dan memerlukan perawatan khusus di unit perawatan intensif (ICU).

Di sisi lain, data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo menunjukkan peningkatan kasus DBD sejak Januari lalu. Total penderita DBD sejak awal tahun hingga April mencapai hampir 450 kasus, dengan kenaikan yang signifikan dari bulan ke bulan, mencapai 181 kasus pada bulan April.

Meskipun RSUD dr. Abdoer Rahem menangani 91 pasien DBD pada bulan April, tidak ada yang meninggal dunia. Namun, situasi kini semakin memprihatinkan dengan meningkatnya jumlah penderita DBD dan jumlah kematian yang terjadi.

Pos terkait