Demak, Mercusuar.co – Kepala desa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah diminta untuk proaktif dalam menggalakkan kerja bakti di lingkungan masing-masing.
Pasalnya, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Demak mengalami peningkatan signifikan pada awal 2025.
Kerja bakti juga diharapakan mampu mencegah meningkatnya kasus zoonosis leptospirosis.
Sekretaris Daerah Kabupaten Demak Akhmad Sugiharto mengatakan, penanganan DBD dan leptospirosis di Kabupaten Demak, membutuhkan kerja sama semua pihak.
“Kesadaran masyarakat harus terus ditingkatkan. Mari bersama-sama kita aktif dalam pencegahan penyakit ini, dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama mengelola sampah dan menghilangkan genangan air,” ungkapnya.
Pihaknya juga meminta Dinas Kesehatan dan Puskesmas, untuk melakukan sosialisasi secara masif di masyarakat dan sekolah, agar kesadaran tentang pentingnya pencegahan DBD dan leptospirosis semakin meningkat.
“Masukan kepada Dinkes dan masyarakat semakin aktif, jangan terus berhenti. Terus lakukan sosialisasi termasuk di sekolah. Kemungkinan di sekolah, petugas kebersihan satu dan kamar mandi banyak, sehingga jarang di bersihkan,” tutupnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Ali Maimun menyampaikan, genangan air akibat musim hujan menjadi faktor utama perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, yang merupakan vektor penyebar DBD.
Menurut data Dinkes Demak, lanjutnya, kasus DBD pada 2024 mengalami lonjakan tertinggi pada Maret (78 kasus) dan Mei (55 kasus), sementara sempat menurun di Juni (13 kasus) sebelum kembali naik menjelang akhir tahun.
Sedangkan jumlah kasus pada Januari 2025 telah mencapai 79 kasus.
Disampaikan, meski banyak masyarakat yang meminta fogging, menurutnya fogging bukan solusi utama, karena lebih banyak mudaratnya, dari pada manfaatnya. Seperti, gangguan saraf, gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, gangguan kulit, keracunan insektisida, gangguan keseimbangan ekologi.