Alasan Golkar Minta Jatah 5 Menteri dalam Kabinet Prabowo Lokomotif Utama Koalisi atau Semangat Kader

Alasan Golkar Minta Jatah 5 Menteri dalam Kabinet Prabowo Lokomotif Utama Koalisi atau Semangat Kader
Alasan Golkar Minta Jatah 5 Menteri dalam Kabinet Prabowo Lokomotif Utama Koalisi atau Semangat Kader

MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar, secara eksplisit menyebut ambisi partainya untuk mendapatkan lima kursi di kabinet Prabowo-Gibran. Pernyataan ini disampaikannya di hadapan ketua partai Golkar tingkat daerah di Bali pada Jumat (15/3).

Beberapa petinggi Partai Golkar telah menjelaskan alasan di balik permintaan jatah lima menteri setelah Pemilu Presiden 2024.

Bacaan Lainnya

Wakil Ketua Umum Golkar, Melchias Markus Mekeng, menegaskan bahwa permintaan tersebut didasarkan pada keberhasilan Golkar dalam Pemilu Legislatif 2024 yang mendekati PDIP. Mekeng berargumen bahwa dengan pencapaian tersebut, Golkar berpotensi menjadi lokomotif utama dalam koalisi pemerintahan berikutnya.

“Dengan pencapaian tersebut, tentu kita akan menjadi lokomotif utama dalam koalisi pemerintahan ini, di bawah kepemimpinan Bapak Prabowo. Oleh karena itu, wajar jika kita mengharapkan apresiasi berupa lima kursi,” kata Mekeng.

Dia juga menyatakan bahwa permintaan ini akan disampaikan langsung oleh Golkar kepada Prabowo, namun penentuan tersebut merupakan hak prerogatif presiden.

“Sesuai prosedur, kami akan menyampaikan kepada presiden. Apakah presiden menyetujui atau tidak, itu merupakan hak prerogatif presiden,” ujar Mekeng.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Golkar, Ahmad Doli Kurnia, menyatakan bahwa permintaan jatah lima kursi di kabinet ini bertujuan untuk memberikan semangat kepada kader. Menurut Doli, pernyataan Airlangga awalnya hanya dimaksudkan untuk konsumsi internal Golkar.

“Informasi yang disampaikan Airlangga sebenarnya hanya untuk memberikan semangat kepada kader internal. Namun, kemudian terungkap oleh media,” kata Doli.

Dia menekankan bahwa penentuan kursi di kabinet merupakan hak prerogatif presiden terpilih, namun biasanya penentuan ini melalui pembicaraan antara presiden terpilih dengan petinggi partai pendukung.

“Namun, terkait Golkar, kami juga akan melakukan perundingan dengan Prabowo, serta ketua umum kami, Airlangga Hartarto,” tambah Doli.

Pos terkait