Wow! Minyak Kelapa Bisa Menjadi Bahan Bakar Pesawat

Sebuah pesawat tengah bersiap terbang di Bandara Ahmad Yani Semarang. (Dok.Istimewa)
Sebuah pesawat tengah bersiap terbang di Bandara Ahmad Yani Semarang. (Dok.Istimewa)

Jakarta, Mercusuar.co – Kebutuhan energi terus meningkat, sementara bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam masih menjadi sumber energi utama.

Sebagai upaya menciptakan energi alternatif, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan riset katalis berbasis Metal-Organic Frameworks (MOFs) untuk mengubah minyak kelapa menjadi bio-jet fuel atau bahan bakar pesawat hayati.

Bacaan Lainnya

Peneliti Ahli Madya pada Pusat Riset Kimia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Deliana Dahnum menjelaskan bahwa bio-jet fuel merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang memanfaatkan minyak nabati sebagai bahan baku.

“Indonesia memiliki potensi besar karena banyak sumber daya alam berupa minyak kelapa yang tumbuh subur di wilayah tropis,” ungkapnya, Rabu (20/11).

Wanita Lulusan KIST School, University of Science and Technology, South Korea ini menjelaskan bahwa dalam proses pengembangan bio-jet fuel, minyak kelapa menjadi bahan dasar yang efektif.

Ia menggunakan khususnya kelapa yang tidak layak konsumsi, seperti kelapa tua, kecil, atau yang sudah berjamur, untuk diolah menjadi bahan bakar pesawat alternatif.

Melalui inovasi ini, ia meyakini Indonesia tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tetapi juga mendukung pemanfaatan sumber daya lokal yang ramah lingkungan.

Untuk mengubah minyak kelapa menjadi bio-jet fuel, dibutuhkan proses katalisis dengan bantuan katalis yang efisien. BRIN mengembangkan katalis berbasis Metal-Organic Frameworks (MOFs), sebuah material inovatif yang diharapkan mampu mengubah minyak kelapa menjadi bio-jet fuel secara produktif dan efektif.

“Pengembangan ini telah mencapai tahap uji coba laboratorium dan menunjukkan potensi untuk dikembangkan pada skala lebih besar, termasuk pada kelapa yang tidak layak konsumsi, guna memaksimalkan keberlanjutan energi,” katanya optimis.

Dahnum pun berharap riset bio-jet fuel dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sehingga mempercepat realisasi penelitian ini ke tahap yang lebih maju. Dengan demikian, dapat berkontribusi langsung sebagai salah satu upaya memenuhi kebutuhan energi Indonesia yang berkelanjutan.

Sebagaimana diketahui, dengan penelitian ini, Deliana Dhanum mendapatkan Penghargaan L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2024 bersama empat peneliti perempuan lainnya. Riset ini merupakan salah satu inovasi dengan memanfaatkan sumber daya lokal, untuk mendukung produksi bahan bakar ramah lingkungan yang dapat mengurangi emisi karbon.

Pos terkait