Ritual Besoq Gong, Tradisi Perayaan Hari Lahir Desa Wisata Bonjeruk

Desa Wisata Bonjeruk
Festival Budaya Bonjeruk merupakan perayaan hari lahir desa wisata Bonjeruk, kecamatan Jonggat, kabupaten Lombok Tengah. Festival ini diperingati setiap tanggal 29 September.

MERCUSUAR.CO, Lombok – Festival Budaya Bonjeruk merupakan perayaan hari lahir desa wisata Bonjeruk, kecamatan Jonggat, kabupaten Lombok Tengah. Festival ini diperingati setiap tanggal 29 September.

Festival Budaya Bonjeruk sendiri merupakan bagian tak terpisahkan dari perayaan hari ulang tahun ke-166 Desa Wisata Bonjeruk. Desa Bonjeruk memiliki sejarah yang panjang dan kaya, dan merupakan salah satu desa tertua di Pulau Lombok.

Bacaan Lainnya

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Desa Bonjeruk bahkan menjadi pusat pemerintahan Belanda dengan status distrik untuk wilayah Jonggat dan sekitarnya.

Director of Marketing&Communications Badan Promosi Pariwisata Daerah Nusa Tenggara Barat (BPPD NTB) Adit R. Alfath menjalaskan, ada tradisi desa yang terdapat pada kegiatan ini yaitu Besoq Gong ataupun mencuci gong.

Tradisi ini, lanjutnya, merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya serta unik. Dalam tradisi ini, masyarakat Bonjeruk berkumpul di Pasar Bambu melaksanakan pementasan Gendang Beleq sembari mempersiapkan berbagai keperluan ritual.

Melestarikam Budaya Desa Wisata Bonjeruk

Diiringi oleh suara Gendang Beleq alias gendang besar, yang dulu digunakan buat menyambut prajurit pulang dari medan laga, masyarakat mengawali prosesi dengan berjalan kaki membawa seserahan semacam Pesaji, Penamat, serta Selawat menuju Bun Mertak, sebuah sumber mata air kuno yang dikelilingi oleh 2 pohon beringin purba.

Sesampainya di Bun Mertak, pemangku adat memimpin ritual dengan memanterai air, memandikan seekor ayam putih serta sebilah keris. “Tindakan ini mempunyai arti simbolis dalam membersihkan serta menyucikan budaya dan juga menerima berkah yang mengalir melalui air suci,” katanya.

Kemudian, barisan pemain Gendang Beleq mengelilingi kedua pohon beringin tersebut sebanyak sembilan kali sembari terus menabuh gendang dan gong. Hal ini melambangkan keharmonisan serta kekuatan budaya yang terus hidup serta tumbuh seiring berjalannya waktu. Setelah berkeliling, proses pembersihan berbagai alat musik tradisional tersebut dimulai.

Festival Budaya Bonjeruk mempunyai tujuan utama untuk melestarikan dan menyucikan budaya serta memperkenalkan keindahan Desa Wisata Bonjeruk kepada masyarakat luas.

Tidak hanya ritual Besoq Gong, warga Desa Bonjeruk pula menggelar Tari Peresean, Ritual Merangkat, pertunjukan wayang kulit serta ditutup kegiatan petualangan menjelajahi alam Desa Bonjeruk.

Pos terkait