Subsidi Gas Industri Melalui Program HGBT Dikaji untuk Capai Indonesia Emas 2045

IMG 20230622 173141.jpg

MERCUSUAR.CO – Subsidi gas murah yang diberikan kepada industri melalui Program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) membawa sejumlah manfaat signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa penyaluran HGBT memberikan dampak berkelanjutan dan mampu menarik investasi, yang pada gilirannya menjadi salah satu penopang utama untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

Bacaan Lainnya

Indonesia Emas 2045 mengindikasikan upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan pendapatan per kapita (Gross National Income/GNI) mencapai 13.000 dolar AS atau setara dengan Rp211 juta per tahun. Dalam kaitannya, program HGBT dianggap sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan pendapatan per kapita dengan meningkatkan kontribusi sektor industri.

Program HGBT, yang mulai diterapkan sejak tahun 2020 dengan harga 6 dolar AS (Rp96.000) per juta british thermal unit (MMBTU), telah terbukti berhasil menopang sektor industri, khususnya sektor manufaktur. Ini terlihat dari kontribusi sektor manufaktur terhadap pendapatan nasional yang meningkat dari tahun ke tahun.

Dari jumlah subsektor industri yang menerima subsidi gas murah, seperti industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca, dan sarung tangan karet, terlihat bahwa kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia cukup signifikan. Program ini tidak hanya meningkatkan ekspor, tetapi juga memberikan dampak positif pada pendapatan pajak dan mendorong investasi baru.

Meskipun program ini membutuhkan investasi yang signifikan, dampak ekonominya jauh lebih besar daripada biaya awal yang dikeluarkan. Bahkan, hasil dari program ini telah membuktikan bahwa nilai tambah ekonomi yang dihasilkan hampir tiga kali lipat dari modal yang ditanamkan.

Melihat keberhasilan program HGBT dalam meningkatkan kontribusi sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi, Kementerian Perindustrian mendorong untuk melanjutkan dan memperluas program ini ke seluruh subsektor manufaktur. Langkah ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi juga akan mendukung tercapainya Visi Indonesia Emas 2045.

Selain itu, Kementerian Perindustrian juga menyusun rencana cadangan untuk mengantisipasi kemungkinan berakhirnya program HGBT pada akhir tahun 2024. Salah satu rencana tersebut adalah membuka keran impor gas dari negara-negara Teluk dengan harga yang lebih rendah, khusus untuk kebutuhan kawasan industri dengan kriteria tertentu.

Dengan adanya subsidi gas murah bagi industri, diharapkan kontribusi sektor industri terhadap perekonomian Indonesia terus meningkat, sehingga Visi Indonesia Emas 2045 dapat terwujud dengan lebih baik.

Pos terkait