MERCUSUAR.CO, Gresik – Desa Bungah di Kecamatan Bungah, Gresik tidak dapat terlepas dari perjalanan murid Sunan Giri, yakni Mbah Kyai Gede ulama asal Bugis Makassar.
Dalam buku Sedjarah Bungah dan Bergeloranya Pesantren Sampurnan, disebutkan kalau dia merupakan pedagang kelapa. Menjajakan dagangan kepada warga Gresik sambil berdakwah menyebarkankan ajaran Islam.
“Bersamaan perkembangan zaman, perlahan disebut dengan kata Bungah,” ungkap Sekretaris Desa Bungah, Alimun.
Desa Bungah sendiri, lanjut dia tidak lepas dari perkembangan Kabupaten Gresik. Khususnya, daerah penting sebagai persebaran agama Islam di tanah Sunan Giri.
Sampai saat ini, desa yang terletak di kawasan utara Gresik itu banyak dijumpai pondok pesantren. Tidak heran banyak pula yang menyebutnya selaku desa para santri.
“Sumber lain dari salah satu cerita warga, sejarah penyebutan nama Bungah tidak lepas dari keberadaan pohon kelapa yang cukup melimpah pada zaman dahulu. Dikenal sebagai Bongo, sebuah kata dari bahasa Sulawesi yang bermakna kelapa,” paparnya, Dilangsir dari gresiksatu.com Senin (4/8/2023).
Ada juga tambah dia, cerita yang lain menyebut, kalau banyaknya warga yang merasa senang saat berkunjung ke desa Bungah. Warga disuguhi panorama alam taman bunga yang asri serta indah, buah karya Mbah Kyai Gede.
“Sebelum kedatangan beliau, desa dalam keadaan yang cukup kumuh. Apalagi dikenal dengan tempat maksiat,” tambahnya.
Dari kata senang dan bunga itulah nama Desa Bungah dibuat oleh Mbah Kyai Gede. Apalagi, dipercaya telah ada semenjak 500 tahun silam. Hungga saat ini di desa setempat, memiliki 5 dusun.