MERCUSUAR.CO – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melaporkan pelemahan rupiah dipengaruhi penguatan dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Simposium Jackson Hole. Investor memperkirakan statment hawkish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
“Perkiraan tersebut didukung oleh statment beberapa pejabat The Fed serta data US Jobless Claims. Salah satu pejabat Fed, Susan Collins, yang melaporkan kalau The Fed butuh menaikkan suku bunga sembari menegaskan kalau Federal Funds Rate (FFR) mendekati puncaknya,” ucap Josua pada saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 25 Agustus 2023.
Sedangkan itu, US Initial Jobless Claims turun jadi 230 ribu dari sebelumnya 240 ribu, menunjukkan pasar tenaga kerja yang ketat.
Pada Kamis, 24 Agustus, Bank Indonesia (BI) ikut mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) serta mempertahankan suku bunga acuan di angka 5,75 persen.
Tidak hanya pengumuman suku bunga acuan, BI pula mengumumkan instrumen moneter baru, yakni Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dalam rangka pendalaman pasar keuangan.
“BI pula memberi isyarat kalau BI hendak memprioritaskan stabilisasi rupiah lewat monetary policy mix,” ungkap Josua.
Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) sebab data menampilkan kalau pengajuan tunjangan pengangguran kembali turun pada minggu lalu.
Departemen Tenaga Kerja AS memberi tahu pada Kamis, 24 Agustus kalau jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun pekan lalu sebesar 10 ribu jadi 230 ribu buat minggu yang berakhir 19 Agustus 2023.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 0, 17 persen ataupun 26 poin jadi Rp 15. 272 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15. 246 per dolar AS.