MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Guna membenarkan penguatan pelaksanaan kegiatan intervensi pencegahan serta percepatan penurunan stunting di Kabupaten Wonosobo, Pemerintah Kabupaten Wonosobo kembali menggelar rembug stunting jilid II yang melibatkan Camat, Kepala Desa, Lurah serta Bidan Desa, Senin (28/8/2023) di Pendopo selatan
Dibutuhkan kerjasama yang baik antara seluruh pihak, buat merealisasikan program pencegahan stunting dengan maksimal, sehingga sasaran penurunan stunting bisa tercapai, termasuk dengan mengaktifkan kembali program Jogo Tonggo guna mengentaskan permasalahan stunting. Kontribusi penurunan prevalensi stunting dari berbagai pihak sangat diperlukan guna menggapai sasaran tersebut, sekaligus mewujudkan tujuan utama kita ialah meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Sebagaimana ditegaskan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, guna mencapai sasaran penyusutan stunting di Kabupaten Wonosobo, mengajak tim percepatan penurunan stunting buat bekerja lebih keras, saling berkoordinasi, kolaborasi, koneksitas serta saling perkuat komitmen. Juga perkuat kemitraan serta sinergitas antar seluruh pemangku kepentingan.
“Lewat rembug ini saya harap upaya konvergensi bersama ini sanggup mencegah timbulnya lebih banyak kasus stunting, jangan sampai terdapat permasalahan stunting baru di kabupaten kita, sebagaimana cita-cita kita semua untuk mewujudkan zero new stunting,” ungkap Afif.
Afif menambahkan, Harapan jalannya program serta kerjasama sinergis, bisa berkontribusi buat menggapai sasaran 14% stunting pada tahun 2024, bahkan buat mewujudkan Wonosobo menuju zero New stunting.
Sementra itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Wanita dan Proteksi Anak (DPPKBPPPA) Wonosobo, Dyah Retno Afif Nurhidayat menarangkan, kegiatan rembug stunting merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah buat memastikan pelaksanaan rencana kegiatan, intervensi pencegahan serta penurunan stunting yang terintegrasi antara Perangkat Daerah penanggung jawab layanan.
“Penyusutan angka stunting di Wonosobo memanglah lumayan tidak berubah- ubah. Aku mengharapkan komitmen, sokongan serta kerjasama segala lintas zona dan komitmen dalam menunjang program aksi percepatan penyusutan stunting paling utama para Kades serta Bidan Desa yang langsung berfungsi berarti. Suatu tema Rembuk stunting‘ Kabupten Wonosobo Mengarah Zero New Stuntung’ ini ialah salah satu upaya penilaian serta menciptakan strategi dalam penyusutan stunting,” pintanya.
Lebih lanjut, mengapa perlu adanya rembug Stunting jilid II tentunya untuk mengefektifkan progress penanganan stunting dan evaluasinya Menguatkan gotong royong penanganan stunting. Mengefektifkan aksi penanganan intervensi spesifik dan sensitif oleh desa, kecamatan, perangkat daerah dan stake holder lainnya. Serta menjawab tantangan dan mencipta solusi permasalahan penanganan dan pencegahan stunting.
“Berdasarkan Prevalensi Stunting Hasil Penimbangan Serentak bulan Februari 2023 Kabupaten Wonosobo di angka 15.97. Untuk Wujudkan Prevalensi Stunting <14% Bebas Zero New Stunting Semua Desa Bebas Stunting di 2024. Perlu Semangat dan komitmen Gotong Royong Atasi Stunting. Rembug Stunting kali ini lebih mengerucut lagi, yang kita undang adalah para pemangku kebijakan dibawah seperti Kades, Lurah, Bidan dan kepala Puskesmas. Kita bagi menjadi 4 tahap, untuk tahap pertama dilaksanakan bersama 4 kecamatan yaitu dari kecamatan Kertek, Leksono, Wonosobo, dan Sukoharjo untuk kemudian diikuti 11 kecamatan lainya secara bertahap,” jelas Dyah.
Menurutnya, Target penurunan stunting menjadi catatan penting dan sebagai dasar jalan rumbug ini, dengan harapan dapat menghasilkan strategi operasional yang bisa dilaksanakan bersama-sama.