MERCUSUAR.CO– Helmi Arman, Chief Economist Citi Indonesia, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai sekitar 5% dalam tahun ini. Proyeksi tersebut didasarkan pada penyelesaian Pemilihan Umum (Pemilu) dalam satu putaran.
Menurutnya, penyelesaian pemilu dalam satu putaran akan mempercepat berakhirnya stimulus dari belanja kampanye, jika dibandingkan dengan pemilu dalam dua putaran. Hal ini juga akan mengakhiri ketidakpastian politik dengan lebih cepat.
Helmi menekankan bahwa industri manufaktur, terutama sektor logam dasar, akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Dia mencatat bahwa nilai tambah dari sektor tersebut terus meningkat setiap tahunnya, terutama dalam produk dengan kandungan nikel yang lebih tinggi seperti nikel sulfat dan nikel matte.
Selain industri manufaktur, sektor energi intensif seperti pulp and paper juga diprediksi akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi.
Helmi juga menyebutkan bahwa ekspor Indonesia untuk produk energi intensif seperti pulp dan kertas telah mengalami peningkatan signifikan sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina. Hal ini disebabkan oleh penutupan banyak produksi di Eropa, mendorong negara-negara lain, termasuk Indonesia, untuk memenuhi permintaan pasar yang terbuka.
Terkait dengan sektor konstruksi, Helmi menyoroti bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) akan menjadi salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan positif dalam sektor ini. Dengan berkurangnya ketidakpastian politik, sektor properti diharapkan dapat lebih aktif, yang akan berdampak positif pada sektor konstruksi secara keseluruhan.
