MERCUSUAR.CO, Karanganyar – Hari kedua pelatihan penyegaran kader komunitas TBC yang diselenggarakan oleh Mentari Sehat Indonesia (MSI) berlangsung luar biasa. Kader sebagai ujung tombak dalam penemuan dan pendampingan pasien TBC tidak hanya diberi bekal pemahaman namun juga praktik secara langsung.
Dalam praktik pendampingan kepada pasien ini hal-hal teknis sangat menentukan keberhasilan kader dalam menuntaskan fase pengobatan dan penanggulangan penyebaran TBC. Kunci dalam pendampingan pasien TBC adalah dengan membangun komunikasi efektif.
“Sangat penting bagi kader menggunakan bahasa yang efektif dalam pendampingan pasien. Kader harus banyak mendengar dari pasien dibanding bertanya,” ucap Dokter Khusnul Dwi Tyasari Ketua Majlis Kesehatan PDA Karanganyar saat pelatihan penyegaran kader komunitas TBC di Hotel Permata Sari, Selasa (27/02/2024).
Komunikasi efektif adalah komunikasi personal dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien. Sebab, setiap wilayah memiliki karakteristik tersendiri, demikian juga dalam pendekatan terhadap pasien juga harus disesuaikan situasi dan kondisi. Kader juga harus membawa bekal sebelum pendampingan pasien.
“Kader termasuk yang beresiko karena sering kontak dan berinteraksi dengan pasien atau lingkungan. Jadi bekal ini jangan sampai lupa, misalnya harus memakai masker, setelah pendampingan harus cuci tangan atau dengan handsanitezer,” jelasnya.
Selain komunikasi efektif, kader juga harus menjaga kerahasian pasien dan keluarganya. Hal ini sangat penting, karena privasi pasien menjadi penopang dalam kesuksesan pendampingan pasien. Termasuk dalam penggunakan gudjet, kader harus betul-betul memperhatikan privasi.
“Kader memang membutuhkan dokumentasi, namun jangan sampai diunggah di media sosial. Meskipun tidak langsung foto dengan pasien, namun lingkungan pasien jika diuplod di media sosial juga dapat mengurangi rasa kepercayaan kepada kader,” urainya.
Hal yang paling dikhawatirkan oleh pasien adalah jika mereka dikucilkan oleh masyarakat atau lingkungan. Informasi sekecil apapun dari pasien harus dirahasiakan. “Jaga privasi, jangan dijadikan status media sosial,” tekannya.
Ketua MSI Shubuha Pilar Naredia menambahkan, kader harus mampu membangun komunikasi efektif dengan pasien maupun keluarganya. Komunikasi efektif inilah yang mampu membangun kepercayaan sehingga dalam pendampingan pasien dapat berjalan dengan lancar.
“Saya yakin semua kader di sini sudah menguasai wilayah masing-masing. Demikian juga untuk membangun komunikasi efektif. Tips dalam pendampingan pasien dengan memanfaatkan cahaya matahari. Jangan berkunjung saat malam hari, dan atur waktu dengan baik karena satu wilayah beda dengan wilayah lainnya,” tandasnya. (hrs)