Nasdem dan PKB Tanggapi Kritik AHY Partai Pemerintah Rasa Oposisi dan Ancaman Hancur di Koalisi Lama

Nasdem dan PKB Tanggapi Kritik AHY Partai Pemerintah Rasa Oposisi dan Ancaman Hancur di Koalisi Lama
Nasdem dan PKB Tanggapi Kritik AHY Partai Pemerintah Rasa Oposisi dan Ancaman Hancur di Koalisi Lama

MERCUSUAR.CO, Jakarta – Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat, menilai keputusan partainya untuk meninggalkan Koalisi Perubahan sebagai langkah keberuntungan. AHY berpendapat, keberadaan dalam koalisi tersebut hanya akan membawa kehancuran bagi partainya.

Dalam komentarnya, AHY juga menyoroti praktik beberapa partai yang berada dalam lingkaran kekuasaan namun bertindak layaknya oposisi dengan rutin mengkritik pemerintah. Tanggapan ini memicu reaksi dari Partai NasDem dan PKB.

Bacaan Lainnya

Partai Demokrat, yang sebelumnya adalah bagian dari Koalisi Perubahan bersama NasDem, PKS, dan kemudian PKB, memilih untuk beralih ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilpres 2024.

Hermawi Taslim, Sekjen Partai NasDem, memilih untuk tidak memberikan komentar banyak terkait pernyataan AHY, menyatakan kurang tertarik untuk merespons Partai Demokrat. Sementara itu, Bestari Barus, politikus NasDem, menganggap komentar AHY tidak relevan dan hanya berdasarkan perspektif pribadi.

Barus juga mengaitkan posisi AHY sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dengan sikap oposisi yang diklaim bisa “diperdagangkan” untuk kepentingan politik.

Di sisi lain, Daniel Johan dari DPP PKB membantah klaim AHY tentang potensi kerugian yang akan dialami oleh partai yang tetap dalam Koalisi Perubahan. Dia menegaskan bahwa PKB justru mengalami peningkatan jumlah kursi dalam pemilihan legislatif 2024, berbeda dengan prediksi penurunan untuk Partai Demokrat.

Koalisi Perubahan, yang meliputi NasDem, PKB, dan PKS, semuanya mencatat peningkatan jumlah kursi dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, menandakan dinamika politik yang berbeda dari yang diperkirakan oleh AHY.

AHY mengungkapkan pandangannya dalam sebuah acara buka puasa yang dihadiri oleh figur-figur penting Partai Demokrat, termasuk Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono. Dia menekankan perlunya kejelasan posisi politik dan menghindari sikap yang kontradiktif antara mendukung pemerintah sambil melakukan kritik seolah-olah berada di posisi oposisi.

Pos terkait