Keberadaan Candi Prau?
Lewat kritik tersebut, maka bentuk dan keberadaan Candi Prau dalam “History of Java” juga perlu dikaji ulang. Catatan berikutnya tentang Dieng setelah turunnya pemerintah Inggris diawali dengan kedatangan Rouffer, yang hanya berselisih satu dekade dengan Kolonel Cornelius. Kemudian diteruskan oleh F.W Junghuhn, seorang ahli botani dan geologi asal Jerman, yang memberikan kontribusi besar dengan latar belakang keahliannya dalam “tumbuhan, tanah, dan Gunung,” yang secara signifikan membantu pemahaman mengenai kondisi geografis dan karakter dataran tinggi Dieng.
Walaupun Junghuhn hanya mencatat 20 candi, di luar deskripsinya menunjukkan adanya banyak bangunan lain yang tak terhitung jumlahnya. Dalam hasil penelitiannya juga menemukan fakta bahwa kondisi tanah dan bangunan di Dieng tampaknya tidak mengalami perubahan yang signifikan selama 100 tahun terakhir.
Meskipun setelah kedatangan Junghuhn banyak bangunan yang telah hilang, tidak ada satu pun candi yang dapat diidentifikasi sebagai serupa dengan yang digambarkan oleh Cornelius pada tahun 1814.
Satu-satunya candi yang paling mirip dengan Candi Prau adalah Candi Arjuna. Kesamaan ini terlihat pada bentuk kala yang membulat dengan mulut melengkung, salah satu ciri khasnya. Hoepermans juga mencatat piramida atap, makara yang roboh, dan pertumbuhan tanaman sebelum “pembersihan” oleh Kinsbergen, memberikan gambaran yang serupa antara kedua candi ini.
Namun, perbedaan yang mencolok terletak pada absennya relung mahakala-nandisvara. Apakah mungkin Cornelius melewatkan salah satu elemen penting ini dalam lukisannya, seperti yang terdapat pada gambar-gambar manual sebelumnya?
Lalu kenapa dia menyebut candi Prahu bukan Arjuna ataupun Arjuno? Faktanya di awal abad 18 candi Dieng belum lah bernama, nama-namanya adalah nama universal seperti prahu ataupun dieng, baru dimasa 1930-an nama-nama pewayangan disematkan, meskipun pengucapannya sering tertukar satu sama lain.
Mungkin saja Candi Prau sebenarnya adalah Arjuna, namun hal ini tidak dapat dipastikan. Latar belakang lukisan yang mencakup lereng rendah kaki Gunung Prau, serta kondisi yang masih sama hingga saat ini, menambah misteri seputar identifikasi candi ini.
Meskipun demikian, tak dapat dipungkiri jika di Gunung Prau juga menyimpan kekunoan, meski gambar yang tersedia menunjukkan bahwa candi ini mungkin terletak di kaki gunung, lembah, atau titik rendah dataran tinggi.