MERCUSUAR.CO – Potato Head and Suites, kompleks hotel, beach club, dan restoran di Seminyak, telah berhasil mewujudkan konsep kawasan wisata berkelanjutan melalui Desa Potato Head.
Konsep ini mengutamakan pengolahan sampah secara mandiri, yang kini dikenal sebagai pengolahan sampah berbasis sumber.
Sejak 2017, pihak hotel telah membangun sistem pengolahan sampah untuk mengelola limbah dari hotel, club, dan restoran mereka. Pengolahan dilakukan dengan memilah sampah organik dan anorganik, lalu mengolahnya menjadi produk yang dapat digunakan kembali di hotel.
Pusat pengolahan sampah terintegrasi dengan hotel Potato, namun dirancang agar tidak mengganggu pengunjung, bahkan menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka. Para wisatawan, terutama mancanegara, diajak untuk melihat proses pengolahan sampah secara langsung.
Desa Potato Head mampu mengolah 1,2 ton sampah organik dan non-organik setiap harinya. Sampah organik, seperti batok kelapa, diubah menjadi pupuk organik, sementara sampah anorganik, seperti botol plastik dan styrofoam, diolah menjadi produk seperti lilin, kursi, dan tempat sabun.
Produk-produk tersebut digunakan kembali di hotel, seperti tumbler yang dibagikan kepada pengunjung dan lilin yang digunakan di setiap kamar. Proses pengolahan sampah melibatkan 16 orang dengan teknologi terkini, dengan investasi mencapai Rp500 juta.
Selain mengolah sampah, Potato Head juga aktif dalam mengurangi penggunaan plastik dengan tidak menyediakan kantong plastik atau wadah plastik. Ini adalah langkah untuk menekan jumlah sampah plastik yang menjadi masalah lingkungan.
Pembangunan Desa Potato Head didasari oleh kebutuhan akan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, serta kontribusi terhadap keberlangsungan lingkungan di Bali. Meskipun memiliki dampak positif terhadap branding hotel, manajemen Potato Head menekankan bahwa prioritas utama adalah membangun kawasan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.