Ketua Komisi 2 DPRD Morowali Utara Kritik Sikap Pemerintah dan Pemprov Sulteng yang Diam Terhadap Persoalan di PT GNI

IMG 20230116 115154 1

Mercusuar.co, Morowali Utara – Ketua Komisi 2 DPRD Morowali Utara, Ikhtiarsyah mengkritik sikap pemerintah pusat dan pemprov Sulteng yang seakan menutup mata terhadap persoalan-persoalan yang terus terjadi di pabrik Smelter PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) .

Ikhtiarsyah menilai seolah tidak ada itikad baik dari pemerintah bahkan terkesan melakukan pembiaran. Dirinya juga menyoroti PT GNI yang hanya berorientasi pada keuntungan semata tanpa memperhatikan aturan-aturan yang ada.

Bacaan Lainnya

“Pemerintah pusat maupun pemprov Sulteng jangan hanya mau untungnya saja. jangan berdalih karena ini Proyek Strategis Nasional (PSN) maka peristiwa-peristiwa yang terjadi di PT GNI sengaja ditutup-tutupi hanya untuk menyenangkan investor saja. Sementara disisi lain PT GNI juga tidak berupaya memperbaiki diri untuk menaati peraturan-peraturan dalam berinvestasi di negara ini. Mereka hanya mengejar keuntungan semata,” tukas Ikhtiarsyah, dikutip dari kompas.tv.      

Diketahui, Politisi PKB ini berang atas peristiwa pemukulan karyawan PT GNI yang dilakukan oleh Tenaga kerja Asing (TKA) asal Tiongkok. Tiar mengutuk keras perlakukan semena-mena terhadap para tenaga kerja lokal di PT GNI.

Tiar menuturkan bahwa kejadian berawal ketika para tenaga kerja lokal melakukan aksi mogok di area pabrik smelter PT GNI, Sabtu (141/1/2023). Namun aksi tersebut dihadang oleh sejumlah karyawan PT GNI asal Tiongkok. Mereka lalu bertindak anarkis dengan memukuli para karyawan yang sedang mogok kerja dengan beringas.  

“Ini sudah tidak bisa ditolerir lagi, mereka (TKA,red) sudah semena-mena bahkan telah bertindak anarkis dan beringas terhadap tenaga kerja lokal. Pemerintah pusat dan Gubernur Sulteng tidak boleh membiarkan hal ini. Jangan menunggu jatuh korban lagi untuk mengambil tindakan tegas terhadap PT GNI,” ujar Ikhtiarsyah.

Untuk meredam gejolak dan aksi balasan dari tenaga kerja lokal dan masyarakat setempat, Tiar meminta agar menahan diri, menahan amarah dan menyerahkan kasus ini ke pihak yang berwajib untuk di proses lebih lanjut.

“Untuk saudara-saudaraku yang menjadi korban dan juga kepada karyawan lainnya serta masyarakat di sekitar pabrik smelter agar menahan diri, menahan amarah. Serahkan dan percayakan pengusutan kasus ini kepada pihak yang berwajib,” imbaunya.(dj)

Pos terkait