Kesal dengan Kades, Warga Pekalongan Gotong Royong Cor Jalan 250 Meter

pengecoran jalan swadaya Dusun Mekaragung, Desa Kebonagung, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan
pengecoran jalan swadaya Dusun Mekaragung, Desa Kebonagung, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan

MERCUSUAR.CO, Pekalongan – Ratusan warga RT 2 RW 8, Dusun Mekaragung, Desa Kebonagung, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, dengan semangat gotong royong memperbaiki jalan sepanjang 250 meter di dusun mereka. Inisiatif ini muncul karena kondisi jalan yang memprihatinkan, sementara upaya mereka untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah desa tak kunjung membuahkan hasil.

Aksi Swadaya Warga

Daftar isi

Melihat jalan rusak yang menghambat aktivitas sehari-hari, warga berinisiatif mengumpulkan dana swadaya untuk memperbaikinya. Anto, salah satu warga setempat, mengungkapkan bahwa mereka telah berulang kali mengusulkan perbaikan jalan kepada Kepala Desa Kebonagung, namun usulan tersebut tidak pernah terealisasi.

Bacaan Lainnya

“Jalan itu sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi. Namun, kami merasa tidak diperhatikan, sehingga kami sepakat melakukan aksi swadaya untuk pengecoran jalan,” kata Anto pada Senin (24/6/2024).

Anggaran dari Iuran Warga

Pengecoran jalan ini menelan anggaran sekitar Rp 166 juta yang sepenuhnya berasal dari iuran warga. Meskipun dana desa yang diturunkan dari pemerintah pusat mencapai lebih dari Rp 1 miliar setiap tahun, warga merasa dana tersebut tidak digunakan sesuai kebutuhan mereka.

“Tahap pertama sudah dikerjakan sepanjang 125 meter dengan ketebalan 15 cm dan lebar 4 meter,” jelas Anto.

Solidaritas Warga

Dalam proses ini, solidaritas warga terlihat kuat. Bahkan, saat ada kegiatan ruwat bumi (legenonan), warga sepakat untuk tidak membayar iuran karena merasa ada kebutuhan yang lebih mendesak, yaitu perbaikan jalan.

“Kami kompak sedukuh, tidak mau bayar karena ada kebutuhan yang lebih penting daripada urusan ruwat bumi,” tambah Anto.

Kritik terhadap Pemerintah Desa

Anto juga mengungkapkan kekecewaan warga terhadap penggunaan dana desa yang menurut mereka tidak menyentuh wilayah yang membutuhkan pembangunan.

“Warga merasa kecewa karena ada dana desa yang tiap tahun diturunkan dari pemerintah pusat lebih dari Rp 1 miliar per tahun, namun wilayah kami masih belum tersentuh pembangunan,” ujarnya.

Penolakan Dana Talangan

Lebih lanjut, Anto menyebut bahwa Kepala Desa Kebonagung pernah menawarkan dana talangan untuk biaya pengecoran. Namun, warga menolak keras karena merasa selama ini tidak diprioritaskan dalam program pembangunan desa.

“Warga menolak dana talangan dari kades karena merasa tidak diprioritaskan,” imbuhnya.

Pos terkait