MERCUSUAR.CO, Rembang – Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Sale Kabupaten Rembang. Jawa Tengah dibebastugaskan karena terbukti melakukan pungutan liar (pungli) kepada siswa.
Kasus pungli di sekolah tersebut sebelumnya menjadi perhatian dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat bedialog dengan siswa dalam acara seminar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7) lalu.
“Dia (Widodo) kami bebastugaskan, kemudian kami melakukan pengecekan dan meminta uang tarikan pungli tersebut untuk dikembalikan,” kata Ganjar, Selasa, 11 Juli 2023.
Kasus pungli di sekolah itu berawal dari laporan salah seorang siswa. Video mengenai pungutan itu juga menjadi viral di media sosial. Pungutan tersebut dilakukan untuk membangun mushola melalui komite sekolah.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang, Kepsek SMKN 1 Sale Widodo mengakui adanya pungutan itu. Pungutan atau infak pembangunan mushola itu dilakukan pada tahun 2022 yang lalu.
Dari total 534 siswa, tercatat 460 siswa di antaranya sudah membayar uang tersebut dan 44 siswa lain tidak membayar karena tergolong tidak mampu, kemudian 30 siswa sisanya tidak membayar dengan pertimbangan sudah tahun ke empat sekolah.
Dana yang sudah terkumpul berjumlah Rp 130 juta dan telah digunakan untuk pembangunan mushola sudah mencapai 40 persen.
Menurut Ganjar, praktik pungli di sekolah berkedok infak di SMKN 1 Sale itu menjadi pengingat agar para kepala sekolah dan guru di mana pun tidak melakukan hal serupa.
Ia pun menegaskan agar sekolah tidak menarik iuran dalam bentuk apa pun kepada para siswa atau wali siswa.
Ganjar menyebut sudah ada aturan yang mengatur terkait larangan pungli tersebut. “Jadi, kami titip kepada rekan-rekan guru dam kawan-kawan kepala sekolah, agar lebih berhati-hati soal penarikan iuran kepada siswa agar tidak memberatkan,” katanya.
Menurutnya, masih banyak cara lain yang dapat dilakukan sekolah tanpa harus meminta iuran kepada siswa, contohnya dengan mengundang alumnus untuk ikut berperan membangun sekolah.
“Ada beberapa sekolah cukup kreatif. Ia membangun dengan mengundang alumni sekolah tersebut, tapi bukan (menarik pungutan ke) siswa, kasihan siswanya,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Uswatun Hasanah mengatakan pihaknya sudah melakukan pengecekan dan penyelidikan langsung pasca kasus dugaan pungli di SMKN 1 Sale itu mencuat.
Dalam pemeriksaan, kepala sekolah mengakui adanya pungutan infak itu untuk membangun mushola atau sarana ibadah melalui komite sekolah.
Terkait dengan siswa yang melaporkan terhadap dugaan pungli tersebut, Uswatun mengatakan yang bersangkutan sudah mendapat pendampingan khusus agar tidak terjadi perundungan dan bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasa sesuai kapasitasnya sebagai peserta didik tanpa intervensi dari pihak mana pun.
Sementara Widodo yang diduga melakukan pungli, saat ini telah ditarik ke cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah III Jateng. Sebagai gantinya untuk melaksanakan tugas kepala SMKN 1 Sale tersebut, Disdikbud Jateng juga telah menunjuk plh.