Temanggung, Mercusuar.co – Hasil tembakau Temanggung memiliki kualitas yang bagus jika dibandingkan dengan hasil tembakau kabupaten lain.
Meski demikian, yang perlu dijaga adalah kemurnian dari tembakau tersebut.
“Tembakau di Temanggung ini rata-rata dijadikan rokok kretek, makanya perlu pemurnian tembakau. Salah satunya dengan cara dan tanpa campuran sama sekali, baik itu gula, maupun campuran tembakau dari luar Temanggung,” ungkap Penjabat (Pj) Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo.
Untuk peningkatan kualitas dan kemurnian demi keberlanjutan tembakau, pemerintah kabupaten Temanggung melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP), mengadakan pelatihan Grading Tembakau, di Aula DKPPP, Senin (18/11).
Harry menerangkan, pelatihan grading dilakukan untuk pemurnian tembakau, agar harga tembakau bisa bersaing dengan tembakau lainnya.
“Yang jadi masalah di lapangan sampai saat ini, ketika musim tembakau panen, beberapa petani melakukan campuran,” sebutnya.
Hary melanjutkan, dengan diberi campuran, akan menjatuhkan nilai jual. Karena gudang pabrikan tembakau banyak yang melakukan pembelian tahun ini untuk beberapa tahun ke depan, bahkan puluhan tahun.
Jika tembakau dicampur dengan gula, maka tembakau tersebut tidak tahan lama dan akan mengeras, alhasil tidak bisa digunakan dalam jangka panjang.
“Saya berpesan kepada para petani, agar mengelola tembakau dengan baik dan wajib tanpa campuran, agar kualitas tembakau terjamin, dan nilai harga bisa bersaing dengan daerah lain, seperti pada waktu dulu lagi. Tentunya, hal ini perlu kesadaran masyarakat, terutama petani yang ngerajang tembakau, memang hal ini tidak mudah, namun kita harus berusaha,” jelasnya.
Perlu diketahui, harga tembakau di Temanggung pada 2010 menembus Rp100.000 per kilogram. Karena pada waktu itu, selaian kualitas yang dihasilkan bagus, juga iklim sangat mendukung untuk menjadikan tembakau tersebut dihargai mahal.
Pemkab Temanggung sendiri juga telah menggagas adanya kawasan aglomerasi, kawasan khusus pabrik rokok yang difasilitasi oleh Pemda yang diisi oleh para pelaku pengrajin rokok kretek lintingan.
“Sarana dan prasarananya kita siapkan, para perajin tinggal memakainya tanpa bayar sepeserpun, kita hanya ambil dari cukainya. Nanti dari pertanian yang memberikan terobosan-terobosan, baik pangsa pasar dan packaging,” jelasnya.