MERCUSUAR.CO, Purbalingga – Adalah Fajar Prasetyo Utomo alias Tyo, kepala Desa Serayu Larangan Purbalingga. Di usianya yang masih muda, dia mengemban amanah untuk membangun desa dimana dia dilahirkan. Progam andalannya menghidupkan Bumdes dan sektor wisata melalui sumber daya alam terutama air yang melimpah.
Begitu ndilantik menjadi kepala desa tahun 2019, Tyo mengaku sempat dibuat kebingunan karena harus menyatukan pemikiran anak muda dengan para perangkat yang lebih senior. Apalagi, menurutnya saat maju sebagai calon kades dia sendiri harus bertarung dengan Petahana.”Banyak kendala salah satunya menyatukan visi dan misi pemikiran anak muda yang tidak semua bisa dicerna,” katanya.
Tyo tidaklah sendiri karena begitu dia dilantik dan bertugas kemudian merangkul banyak pihak dari berbagai elemen. Konsolidasi internal pemerintahan desa, pemetaan potensi dan menggenjot partisipasi sebanyak mungkin masyarakat menjadi strateginya.
Tuntutan masyarakat di desanya pun setiap waktu berubah-ubah dan terus berkembang sehingga dia mau tidak mau rumahnya harus terbuka 24 jam untuk warga. “Kita dituntut warga harus menguasai setiap dasar kebijakan dan selalu hadir setiap waktu di masyarakat,” kata dia.
Bagaimana Tyo dalam memajukan desanya? Musim pandemi yang melanda dua tahun kemarin digunakan Tyo untuk memperbaiki infrastruktur dan kebutuhan dasar di desanya. Sedikitnya ada empat pekerjaan yang dituntaskan yaitu menyediakan mobil siaga, pembangunan gedung serbaguna, revitalisasi lapangan sepakbola dan melakukan perbaikan fasilitas jalan umum untuk mempermudah akses perekonomian warganya.
Jika tak cukup anggaran di desa, Tyo biasanya bermain ke Jakarta untuk berkunjung ke sejumlah anggota DPR RI dan relasi agar membantu membangun desanya. Terakhir baru-baru ini, Tyo dikunjungi tokoh anak nasional, kak Seto dan bersama-sama sedang memperjuangkan Pak Kasur dan Bu Kasur menjadi pahlawan nasional. Makam kedua tokoh pencipta lagu anak legendaris ini berada di desa Serayu Larangan.
Tak berhenti dengan kesibukannya lobi-lobi, Tyo juga tergolong aktif dalam memperkuat penataan ekonomi desa melalui sumber daya alamnya. Dia paham betul SDM dan SDA harus seimbang. Di desanya dia kembangkan Telaga Tuk Dandang Serayularangan sebagai obyek wisata unggul.
Untuk urusan ekonomi kreatif di atas lahan kosong milik desa seluas 2949 m2 oleh Tyo dibikin Pasar Wisata Lohjinawi yang berkonsep perdagangan aneka jajanan khas pada hari libur.
Diharapkan dengan munculnya Pasar Wisata Lohjinawi dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Serayu Larangan dan masyarkat desa dapat memanfaatkan dan memasarkan hasil buminya berupa beberapa jenis umbi-umbian, buah-buahan, dan lain sebagainya, yang dapat diolah menjadi makanan kuliner khas desa serta berbagai jenis kerajinan tangan khas desa serta kreativitas inovasi lainnya yang dimiliki oleh masyarakat.
Di desa ini juga memiliki air terjun yang memiliki keindahan sebagai panorama alam. Untuk menjalan usaha di desa tersebut dibentuklah Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Agra Sembada Desa Serayu”Pasar Lohjinawi dan Tuk ke depan kami jadikan obyek unggulan untuk mendongrak perekonomian desa,” jelasnya.
Tiga lumbung sumber daya lain yang digarap Tyo yaitu pertanian, perikanan, dan perternakan. Tiga sektor ini oleh Tyo dikawinkan menjadi paket wisata edukasi. Paketan wisata ini juga dibumbui dengan keragaman kesenian tradisional khas desa tersebut dalam konsep pertunjukan-pertunjukan. Bagi dia wisata, yang dikemas akan lengkap dengan kombinasi alam dan budaya.
“Dan dari sisi SDM , keterlibatan Pokdarwis sangatlah penting dalam memajukan wisata di desa dan penggalian potensi kebudayaan baik berupa tarian, kuda lumping, dan kentongan,” ungkap Tyo.
Kemampuan pemuda yang lahir tahun 1990 terus diuji oleh waktu karena tantangan menjalankan pemerintah desa semakin berat. Selain aturan yang berubah-ubah, memastikan pembangunan berjalan baik dan meningkatkan perekonomian warga menjadi tugas menantang. Tidak hanya menjadi raja kecil di desa, bagi Tyo menjadi kades saat usianya muda adalah takdir sebuah perjuangan melawan lambatnya kemajuan yang masih terjadi di pelosok pedesaan.