MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Gula merah asal desa Jonggolsari Wonosobo memiliki kualitas nomor satu yang tidak ada duanya. Gula merah produksi warga di desa banyak diminati di dalam dan luar negeri.
Tantangan para produsen gula Jonggolsari yakni gempuran gula palsu serupa dengan harga murah dan minat anak muda menjalankan usaha gula yang masih minim. Di desa ini perajin gula merah kurang lebih sebanyak 115 orang.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi ujung tombak meningkatkan ekonomi warga di desa Jonggolsari. Para pelaku UMKM didorong untuk dapat terus berkreasi dan berinovasi. Tak terkecuali bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Kampung Hijau di Desa Jonggolsari Leksono yang memproduksi gula Jawa Jahe dengan 3 varian rasa berbeda.
Kepala Desa Jonggolsari, Warno menyampaikan banyak produksi gula asli warga yang dipalsukan kemudian diklaim merupakan produksi desa ini. Hal ini cukup merugikan para perajin mengingat secara kualitas dan harga terpaut jauh.
Dengan kondisi tersebut pihak membutuhkan penetrasi pasar secara jelas dan intervensi pemerintah dalam hal perlindungan para perajin.
Saat ini setidaknya terdapat 3 varian rasa gula jawa jahe yaitu original, lemon, dan kopi. Warno menuturkan gula jawa produksinya sudah berdiri sejak dahulu dan saat ini ada sekitar 115 perajin dengan perkiraan kapasitas produksi 5 ton per hari.
Untuk salah satu kelompok misalnya di kelompok wanita tani (KWT) Kampung Hijau, dalam sehari pihaknya mampu mengolah masing-masing 10 kg gula jawa dan jahe. Seluruh bahan baku gula jawa produksi warga diperoleh dari hasil pertanian mulai dari gula jawa, jahe dan lemon dari Jonggolsari dan sekitarnya.