MERCUSUAR.CO – Jambore Dunia ke-25 yang diselenggarakan di Korea Selatan kian hancur sehabis beberapa permasalahan menimpa. Para peserta wajib hidup di bumi perkemahan Sae Man Geum di Korea Selatan dalam keadaan panas ekstrem sepanjang sebagian hari.
Tidak hanya itu, timbul dugaan permasalahan pelecehan yang membuat kontingen Jambore Dunia dari Korea Selatan menarik diri. Perihal itu pula diiringi beberapa negara semacam Amerika Serikat, Inggris, serta Singapore.
Puluhan ribu kontingan yang berasal dari 150 negeri di Jambore Dunia Korea Selatan memutuskan masih bertahan di bumi perkemahan walaupun diterpa panas ekstrem. Apalagi Pramuka Indonesia belum ingin dipulangkan oleh pemerintah.
Tetapi nampaknya peserta Jambore Dunia wajib menyerah dikala ini sehabis peringatan topan diumumkan oleh pemerintah. Korea Selatan saat ini mengestimasi terdapatnya topan Khanun yang mendekat.
Sebanyak 36.000 pramuka yang masih tersisa di Sae Man Geum dipindahkan memakai 1.000 bis. Nantinya mereka hendak dipindahkan ke tempat yang nyaman di 8 kota serta provinsi, yang akan jadi tempat jamboree pramuka sepanjang sisa masa tinggal mereka.
Prakiraan cuaca di Korea Selatan mengatakan topan Khanun diperkirakan akan menyapu daerah selatan Korea Selatan pada Kamis, 10 Agustus 2023 mendatang. Topan tipe ini telah membuat Jepang selatan hadapi malapetaka.
Peringatan topan ini juga membuat para panitia kewalahan. Apalagi Sekretaris Jenderal Organisasi Gerakan Pramuka Dunia, Ahmad Alhendawi merasa kewalahan dengan terdapatnya kasus bertubi-tubi di kegiatan tersebut.
“Ini pertama kalinya dalam lebih dari 100 tahun Jambore Pramuka Dunia, kami wajib mengalami tantangan yang begitu lingkungan,” ucap Ahmad, dilansir dari Antara.
Kegiatan Jambore Dunia Terus Berlanjut
Jambore Dunia di Korea Selatan ini baru akan berakhir pada 12 Agustus 2023 mendatang. Kendati demikian, walaupun banyak kasus terjadi, tidak membuat panitia serta pemerintah Negara Gingseng menghentikan kegiatan tersebut.
Menteri Kesetaraan Gender Kim Hyun Sook yang menanggulangi aktivitas ini, menegaskan jambore akan terus berjalan hingga akhir. Kegiatan ini akan dilangsungkan bersama program-progam alternative serta suatu kegiatan KPop.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol juga senantiasa membagikan sokongan dengan keputusan pihak yang menaunginya. Orang no satu di Korea Selatan ini sudah memerintahkan regu paham darurat buat menanggulangi kasus yang timbul.
Walaupun partisipan Jambore Dunia mengalami banyak permasalahan, pemerintah Indonesia telah berbicara dengan para partisipan. Orangtua partisipan juga dimohon buat tidak butuh panik sebab KBRI di Seoul hendak menjamin keselamatan partisipan.