Mercusuar.co, WONOSOBO – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Wonosobo mengalami lonjakan tajam pada awal tahun 2025. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan (Dispaperkan) Wonosobo, Heri Prasetya, menyebutkan bahwa sepanjang 2024 terdapat 140 kasus PMK. Namun, sejak Januari hingga pertengahan Januari 2025, jumlah kasus baru hampir menyamai angka tersebut, yakni 130 kasus.
“Peningkatan ini tidak hanya terjadi di Wonosobo, tetapi juga di wilayah lain seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Bahkan, secara nasional, tren kasus PMK juga menunjukkan peningkatan,” ujar Heri saat wawancara dengan Mercusuar.co
Upaya menekan penyebaran PMK, Dispaperkan Wonosobo telah mengambil berbagai langkah, seperti penyemprotan desinfektan di pasar-pasar hewan dan pemantauan ketat lalu lintas ternak. Salah satu kegiatan terbaru adalah penyemprotan di Pasar Hewan Wonolelo, yang berlangsung rutin setiap pasaran Manis dan Legi.
“Penyemprotan ini dimulai pekan lalu dan akan terus dilakukan secara rutin,” jelas Heri. Ia juga menambahkan bahwa meskipun PMK dapat menyerang berbagai jenis ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi, kasus yang terjadi di Wonosobo sejauh ini hanya ditemukan pada sapi.
Selain itu, Dinas Peternakan juga membuka layanan pemeriksaan di Puskeswan Wonosobo. “Kami telah menempatkan petugas untuk memantau dan melayani pemeriksaan ternak sejak akhir tahun lalu. Peternak yang melaporkan adanya penyakit pada ternaknya akan segera mendapat bantuan,” tambahnya.
Menurut Heri, perubahan musim menjadi salah satu faktor yang memengaruhi daya tahan ternak terhadap PMK. Selain itu, masuknya ternak baru yang belum divaksinasi juga berpotensi meningkatkan risiko penyebaran penyakit.
“Sejak kasus PMK pertama kali muncul pada 2022, vaksinasi rutin terus kami lakukan. Namun, pada 2024, jumlah vaksinasi menurun, sehingga ternak baru yang tidak divaksin menjadi lebih rentan,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal ini, Dispaperkan Wonosobo akan kembali mengintensifkan program vaksinasi mulai pekan depan.
“Kami akan mengambil alokasi vaksin dari provinsi pada Kamis, dan vaksinasi akan dilakukan di sejumlah lokasi seperti Bomerto dan Mlipak. Namun, vaksin hanya diberikan kepada ternak yang sehat dan belum terpapar PMK,” ujar Heri.
Heri juga menekankan pentingnya peran peternak dalam melaporkan kasus PMK.
“Kami memiliki tujuh petugas yang tersebar di berbagai kecamatan untuk memantau kondisi ternak. Peternak juga dapat melaporkan langsung jika menemukan ternak yang sakit. Laporan ini akan segera kami tindak lanjuti,” jelasnya.
Untuk mempermudah komunikasi, Dispaperkan telah menyediakan nomor telepon khusus bagi peternak yang ingin melaporkan kondisi ternak mereka. Langkah ini diharapkan dapat menekan penyebaran PMK di Kabupaten Wonosobo.(Gen)