BPBD Jateng Fasilitasi Pembentukan Empat Desa Tangguh Bencana di Purbalingga

Empat Desa Tangguh Bencana di Purbalingga Dibentuk (5)
Empat Desa Tangguh Bencana di Purbalingga Dibentuk (5)

MERCUSUAR.CO, PURBALINGGAPemerintah Provinsi Jawa Tengah, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), telah memfasilitasi pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di Kabupaten Purbalingga. Inisiatif ini melibatkan empat desa di Kecamatan Karangreja, yaitu Desa Gondang, Desa Tlahab Lor, Desa Siwarak, dan Desa Karangreja. Pembentukan Destana tersebut diawali dengan peningkatan kapasitas perwakilan dari masing-masing desa, yang berlangsung dari 27 hingga 29 Mei 2024 di gedung olahraga Desa Tlahab Lor.

Drs. Wahyudi Fajar, M.Si, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jawa Tengah, menegaskan bahwa pembentukan Destana bertujuan untuk meningkatkan kemampuan desa dalam beradaptasi dan pulih dari potensi bencana. “Di Jawa Tengah, terdapat lima Kabupaten/Kota dengan risiko bencana tinggi dan 30 dengan risiko sedang. Berdasarkan kajian risiko bencana dari tahun 2000 hingga 2024, Jawa Tengah menghadapi 14 jenis ancaman bencana, dan tidak ada wilayah yang sepenuhnya aman. Pembentukan Destana adalah langkah penting untuk mempersiapkan warga menghadapi bencana,” jelas Wahyudi Fajar saat membuka acara.

Bacaan Lainnya

Ir Prayitno, M.Si, Kepala Pelaksana BPBD Purbalingga, mengungkapkan bahwa Purbalingga saat ini memiliki lima Desa Tangguh Bencana, yakni Desa Karangbawang dan Tanalum di Kecamatan Rembang, Desa Banjarsari di Kecamatan Bobotsari, Desa Purbasari di Kecamatan Karangjambu, dan Desa Muntang di Kecamatan Kemangkon. “Dengan fasilitasi dari BPBD Provinsi Jateng kali ini dan rencana pembentukan Destana melalui APBD Kabupaten pada 2024 untuk enam desa, kami berharap pada akhir tahun 2024 sudah terbentuk 15 Destana,” ujar Prayitno.

Prayitno juga menekankan pentingnya pembentukan Destana mengingat hampir seluruh wilayah Kabupaten Purbalingga masuk dalam Kawasan Risiko Bencana (KRB). Berdasarkan data Kajian Risiko Bencana 2024-2029, wilayah KRB Banjir mencakup 12.345 hektar yang tersebar di 10 kecamatan, sementara KRB gerakan tanah mencakup 16.510 hektar di 13 kecamatan. Wilayah KRB letusan Gunung Slamet seluas 8.015 hektar tersebar di tiga kecamatan, dan kawasan rawan bencana angin ribut tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Purbalingga.

“Pada tahun 2023, tercatat 92 kejadian bencana dan kekeringan di 146 desa di 18 kecamatan. Sementara pada tahun 2024, hingga minggu ketiga bulan Mei, sudah tercatat 57 kejadian bencana. Potensi warga terdampak rata-rata sekitar 96.000 jiwa,” tambah Prayitno.

Untuk pembekalan Destana kali ini, BPBD Purbalingga bekerja sama dengan fasilitator dari Pusat Studi dan Mitigasi Bencana (PSMB) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. Materi yang disampaikan mencakup konsep dasar penanggulangan bencana, kajian risiko bencana partisipatif, peta ancaman dan risiko, sistem peringatan dini, rencana dan peta evakuasi, pembentukan organisasi relawan desa, forum pengurangan risiko bencana desa, serta simulasi penanganan bencana.

Dengan upaya ini, diharapkan desa-desa di Purbalingga dapat lebih mandiri dan siap dalam menghadapi berbagai potensi bencana, sekaligus meningkatkan kemampuan pemulihan pasca bencana secara efektif.

Pos terkait