BMKG: Terjadi 25 Gempa Susulan Pasca-Gempa M 5,6 di Cianjur

IMG 20221121 175714

Mercusuar.co, Cianjur – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur melaporkan, akibat gempa dengan magnitudo (M) 5,6 yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat, mengakibatkan adanya korban meninggal dunia dan luka-luka.

“Tim Reaksi Cepat BPBD setempat masih melakukan pendataan di wilayah. Data sementara per pukul 14.11 WIB, rumah rusak berat sebanyak 7 unit,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam siaran pers, Senin.

Bacaan Lainnya

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB juga mendapatkan laporan sebuah pondok pesantren rusak berat dan 1 layanan kesehatan, yakni RSUD Cianjur rusak sedang.

Fasilitas publik lain yang masih diidentifikasi tingkat kerusakannya, antara lain gedung pemerintah 2 unit, fasilitas pendidikan 3 unit, dan tempat ibadah 1 unit.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, terjadi 25 gempa susulan pasca-gempa dengan magnitudo (M) 5,6 di Cianjur, Jawa Barat.

Adapun pusat gempa utama tercatat di darat, yakni 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB.

“Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 25 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 4 dan terkecil 1,8,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara daring, Senin (21/11/2022).

Kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau modified mercalli intensity, meliputi wilayah Cianjur V-VI MMI dan Garut dan Sukabumi IV–V MMI.

Lalu, Cimahi, Lembang, Kota Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor, dan Bayah III MMI, serta Rancaekek, Tangerang Selatan, DKI Jakarta, dan Depok II–III MMI.

“Ada kerusakan bangunan ruko serta tercatat terjadi longsor di wilayah Cianjur, akibat dari gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan nahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami,” kata dia.

Lebih lanjut, dikutip dari kompas.com, Dwikorita mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh atas isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dia juga meminta masyarakat menghindar dari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda tahan gempa atau tidak mengalami kerusakan berarti, pastikan kerusakan atau retakan tidak terjadi tidak membahayakan kestabilan bangunan sebelum ke dalam rumah,” kata Dwikorita.(dj)

Pos terkait