Alasan Jokowi Bahas Dasi Merah Saat Memberikan Kuliah Umum di Stanford Amerika

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan kuliah umum di Stanford University, San Fransisco, Amerika Serikat, pada Rabu, 15 November 2023.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan kuliah umum di Stanford University, San Fransisco, Amerika Serikat, pada Rabu, 15 November 2023.

MERCUSUAR.CO, Jakarta – Saat memberikan kuliah umum di Universitas Stanford di California, Amerika Serikat, pada Rabu, 15 November 2023 waktu setempat (Kamis waktu Indonesia), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan di balik pemilihan dasi merah yang dikenakannya.

Sebelumnya, Jokowi bertanya mengenai jargon atau semboyan di Stanford, yang dijawab dengan “go cardinal, pak.” Kemudian, setelah mengetahui bahwa warna identik Universitas Stanford adalah merah, Presiden memutuskan untuk mengenakan dasi merah.

Bacaan Lainnya

“Saya bertanya lagi, ‘apa warna identik Stanford?’ (Apa warna identik Stanford?). Dijawab ‘red, sir’ (merah, pak). Itulah mengapa saya memutuskan mengenakan dasi merah. Apakah saya terlihat seperti keluarga Stanford sekarang?” tanya Joko Widodo, disambut tepuk tangan dari sivitas Universitas Stanford.

Presiden menjelaskan bahwa bagi dirinya, mengenakan dasi merah sesuai dengan warna identik Universitas Stanford sangatlah penting. Ini karena dia ingin merasa bersatu dan terhubung dengan sivitas akademika Stanford yang cerdas, muda, dan konservasi.

“Ini menunjukkan pentingnya terkoneksi dengan sesama manusia, sama seperti terkoneksi dengan alam. Kita tahu bahwa dunia ini sedang sakit, dan isu perubahan iklim dan transisi energi sangat mendesak. Namun, pertanyaannya adalah, apakah negara-negara di dunia memiliki komitmen untuk bertanggung jawab dan mengambil peran?” ujar Jokowi.

Presiden menegaskan bahwa komitmen Indonesia terhadap isu keberlanjutan dan perubahan iklim tidak diragukan lagi oleh dunia. Jokowi mengklaim bahwa Indonesia tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak. Dia menyampaikan bahwa Indonesia berhasil menurunkan emisi sebanyak 91,5 juta ton pada tahun 2022 dengan menekan laju deforestasi hingga 104.000 hektar. Selain itu, Indonesia juga merehabilitasi kawasan hutan seluas 77.000 hektar dan merestorasi hutan bakau seluas 34.000 hektar hanya dalam satu tahun.

Pos terkait