Zona Merah, Sekolah di Sleman Tetap Gelar ASPD

gelar aspd

MERCUSUAR.CO, Sleman – Seluruh sekolah jenjang dasar di Kabupaten Sleman mulai menggelar Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) 2021. Asesmen berlangsung selama tiga hari sejak Senin (24/5) hingga Kamis (27/5) dengan jadwal hanya satu sesi.

ASPD dilaksanakan serentak di 514 SD, 24 MI, dan 10 kejar paket A termasuk yang berada di zona merah penularan Covid-19. Merujuk data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman per tanggal 21 Mei 2021, masih terdapat tiga kecamatan yang masuk zona merah yakni Godean, Moyudan, dan Mlati.

Namun begitu, pantauan oleh Bupati dan jajarannya pada hari pertama pelaksanaan ASPD tidak menyasar sekolah di zona merah. Hanya empat SD yang ditinjau yakni SDN Pandowoharjo, SDN Rejodani Ngaglik, SDN Ngablak Turi, dan SDN Margorejo Tempel yang semuanya masuk wilayah zona oranye dan kuning.

“Keseluruhan pesertanya lebih dari 16.000 siswa kelas 6. Kami terjunkan 1.318 pengawas dari sekolah masing-masing ataupun silang untuk memantau kelancaran asesmen termasuk kepatuhan protokol kesehatan,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman Ery Widaryana ditemui disela monitoring di SDN Rejodani Ngaglik, Senin (24/5).

Sebelum penyelenggaraan ASPD, pihaknya telah berkoordinasi dengan OPD terkait termasuk tim gugus Covid-19, Polres, Kodim, kalurahan, dan kapanewon. Semua sekolah juga dipastikan telah menyediakan sarana protokol kesehatan. Untuk memastikan jaga jarak, jumlah peserta dibatasi maksimal 14 siswa per kelas.

“Kami sudah sampaikan dukungan dari Kodim dan Polres  untuk ikut memantau kepatuhan prokes. Tapi prinsipnya, semua sekolah siap bahkan selama ini sudah ada yang mengikuti pembelajaran luring,” katanya.

Lebih lanjut Ery menjelaskan, hasil ASPD tidak menentukan kelulusan siswa melainkan hanya untuk evaluasi pembelajaran jarak jauh yang selama ini sudah berjalan. Nilai asesmen juga dapat digunakan sebagai salah satu perhitungan masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

“Itu hanya jadi salah satu pertimbangan saja karena ada beberapa jalur lain yang harus dilaksanakan. Penentuan kelulusan didasarkan pada ujian yang diselenggarakan masing-masing sekolah digabung dengan nilai rapot,” terangnya.

Sementara itu, Kepala SDN Rejodani, Hatri Andari mengatakan sebelum menggelar ASPD, pihaknya sudah mengadakan simulasi. Selain menyiapkan perlengkapan untuk menunjang protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan dan hand sanitizer, sekolah juga melakukan penyemprotan ruangan sebelum dan sesudah digunakan untuk ujian yang dibagi dalam tiga kelas. Disamping pula persiapan materi ujian yang dilakukan secara virtual.

Pos terkait