Jakarta, Mercusuar- Proses evakuasi warga dua desa yang paling terdampak erupsi Gunung Lewotobi masih terus dilakukan. Kedua desa tersebut adalah Kringa dan Hikong, Kecamatan Talibura.
Komandan Pangkalan TNI AL (DANLANAL) Maumere, Kolonel Marinir Anjas Wicaksono menyebut kedua desa terdampak telah dipindahkan ke Flotim. Hal ini dikarenakan dampak abu yang mengarah ke Maumere.
“Mereka yang terdampak debu dan pasir sudah kita pindahkan ke posko Flotim. Masyarakat yang berada di radius kilometer 7-9 sudah di tempatkan di posko pengungsian radius jarak aman,” kata Anjas dalam wawancara bersama Pro 3 RRI, Rabu (13/11/2024).
Ia menjelaskan, saat ini pengungsi yang berada di posko pengungsian mencapai 11.553 orang. Dan telah ditangani dengan baik oleh pihak Kementerian Sosial (Kemensos), BNPB, PMI, TNI, dan Polri.
Sementara itu, demi menjaga keamanan para pengungsi, pihaknya mengimbau untuk tidak memasuki daerah yang terdampak erupsi. “Semuanya paham karena mereka melihat langsung bagaimana erupsi ini terjadi,” ujar Anjas.
Lebih lanjut, Anjas mengatakan, bahwa bantuan logistik di posko pengungsian masih tercukupi. Dalam hal ini, bantuan terus berdatangan dari Pemerintah Daerah Flores Timur hingga para relawan.
“Kebutuhan bahan pokok masih tercukupi, kita hitung hingga tanggap darurat selesai. Tentunya pemprov sudah memperhatikan hal ini,” ucapnya.
Pasca erupsi gunung Lewotobi, Senin (3/11/2024) pekan lalu. Sebanyak 869 warga di antaranya mengalami berbagai penyakit, salah satunya ISPA.
“Banyak yang terjadi ISPA disini akibat letusan Gunung Lewotobi. Namun, disini sudah tersedia dokter serta relawan yang ditempatkan di posko-posko pengungsian,” ujarnya mengakhiri.